Dilanda Perang. Nasib Ratusan Ribu Penderita HIV/AIDS di Ukraina Terancam. Ini Tindakan WHO

- 6 April 2022, 17:03 WIB
Ilustrasi simpati kepada penderita HIV/AIDS
Ilustrasi simpati kepada penderita HIV/AIDS /Foto: REUTERS/Nacho Doce/

KARANGANYARNEWS - Konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina membuat nasib para penderita HIV / AIDS terancam.

Pasalnya tiap saat mereka harus mengonsumsi obat khusus, untuk mencegah berkembangnya virus itu di dalam tubuh mereka. Padahal dengan kondisi perang, situasinya serba tidak menentu.

Karenanya, ribuan dosis obat antiretroviral untuk memenuhi kebutuhan pasien HIV akan dipasok Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk warga Ukraina selama 12 bulan ke depan. Hal ini disampaikan WHO pada Selasa (5/4/2022).

Untuk itu WHO bersama dengan Rencana Darurat Presiden Amerika Serikat untuk Bantuan AIDS (PEPFAR) serta pihak berwenang Ukraina dan mitra lainnya, telah membeli 209.000 paket obat antiretroviral generik TLD.

Baca Juga: Mengungkap Sosok Misterius Syeh Maulana Maghribi, yang Diyakini sebagai Leluhur Raja-Raja Jawa

Ukraina tercatat sebagai negara dengan jumlah penderita HIV/AIDS terbesar kedua di Eropa setelah Rusia.

Di negara yang sedang dilanda perang ini memiliki sekitar 260.000 orang yang hidup dengan HIV.

Sebelum invasi Moskow ke Ukraina, sekitar setengah dari pengidap HIV di Ukraina menggunakan pengobatan antiretroviral.

Pada Maret, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk HIV/AIDS memperingatkan bahwa Ukraina hanya memiliki persediaan obat untuk pasien HIV kurang dari sebulan.

"Perang ini berpotensi merusak kemajuan yang diperoleh dengan susah payah dalam beberapa tahun terakhir pada sejumlah masalah kesehatan, termasuk kasus HIV. Kami tidak bisa membiarkan itu terjadi ketika Ukraina mulai dapat mengatasi masalah HIV," kata Direktur Regional WHO untuk Eropa Hans Henri P. Kluge.

Baca Juga: Dalami Dugaan Ikut Menyebarkan Konten Dea OnlyFans, Komedian M Bakal Jalani Pemeriksaan

Meskipun belum ada obat khusus untuk HIV, obat antiretroviral dapat mengendalikan virus tersebut dan mencegah penularan virus itu melalui hubungan seksual dengan orang lain.

Namun, setiap gangguan dalam kesinambungan pengobatan dapat menyebabkan komplikasi, termasuk resistensi virus terhadap obat.

Pengiriman gelombang pertama obat HIV telah melintasi perbatasan Polandia ke Ukraina dan akan diangkut ke fasilitas layanan HIV di seluruh negara itu, kata WHO.

Editor: Langgeng Widodo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x