Network
KARANGANYARNEWS – Jangan paksakan diri untuk menekuninya, inilah 4 pekerjan tak hoki weton Sabtu Pahing. 2 diantaranya, menurut Primbon Jawa PNS dan TNI.
Ketepatan memilih pekerjan terhoki, selain harus memperhitungkan potensi dan kompetensi diri, juga harus mempertimbangkan passion serta pemahaman karakter atau watak kepribadiannya.
Akurasi hitungan rumus logika matematik Primbon Jawa, hingga saat ini masih diyakini masyarakat yang berlatar adat tradisi dan budaya Jawa, teruntuk menguak misteri berbagai aspek kehidupan.
Baik terkait karakter atau watak kepribadian, misteri dibalik bertemunya jodoh pinasti atau pasangan ikatan cinta, kesesuaian pekerjan terhoki profesi, demikian juga pasang surutnya aliran rejeki.
Hitungan rumus logika matematik dalam Primbon Jawa, didasarkan atas lambang bilangan masing-masing jumlah lambang bilangan hari dan pasaran, sering disebut juga saptawara dan pancawara.
Karakter Weton Sabtu Pahing
"Saptawara terdiri tujuh hari masing-masing hari Ahad (Minggu), Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu. Sementara pncawara terdiri lima pasaran masing-masing Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon," terang Praktisi Primbon Jawa Ki Buyut Lawu.
Baca Juga: 6 Hari Keberuntungan Weton Rabu Wage: Menurut Primbon Jawa, Tersukses Meraup Limpahan Rejeki
Berdasar hitungan rumus logika matematik Primbon Jawa, kelahiran neptu weton Sabtu Pahing memiliki lambang bilangan (18). Didapat dari penjumlahan simbul angka neptu pasaran Pahing (9), ditambah neptu hari Sabtu (9).
Dijelaskan juga, kelahiran hari pasaran Sabtu Pahing memiliki lambang bilangan tertinggi diantara 35 neptu weton menurut hitungan penanggalan tahu Jawa.
Menurut Ki Buyut Lawu, tingginya jumlah lambang bilangan itu juga yang akan mempengaruhi pasang surutnya aliran rejeki masing-masing neptu weton kelahiran seseorang.
Dalam Primbon Jawa disebutkan, kelahiran Sabtu Pahing yang berlambang bilangan tertinggi diantara 34 hari pasaran kelahiran lainnya, beraura spiritual positif dianugerahi derasnya limpahan sepanjang kehidupannya.
Namun demikian, disebutkan harus tepat memilih pekerjan terhoki yang sesua dengan karakter atau watak kepribadian dan pasang surutnya aliran rejeki neptu weton kelahirannya, Sabtu.
4 Pekerjan Tak Hoki Weton Sabtu Pahing
Ki Buyut Lawu yang juga penulis buku 'Astrlogi Jawa Milenial' menyarankan, jangan memaksakan diri menekuni 4 pekerjan tak hoki weton Sabtu Pahing berikut ini:
- Staf institusi negara (PNS atau ASN)
- TNI
- Polri, dan
- karyawan suwasta.
"Jangan paksakan jadi aparatur negara maupun karyawan suwasta, tidak akan maksimal menekuninya. Karena tidak sesuai karakter atau watak kepribadiannya, selan senantiasa merasa tertekan hati maupun," terang dia menambahkan.
Menurut Ki Buyut lawu, watak kepribadian kelahiran Sabtu Pahing cenderung menolak bahkan berani memberontak jika dalam menjalani pekerjan merasa diatur-atur dan tidak sesua kemauannya sendiri. Selain itu, karakternya juga cenderung emosional.
Baca Juga: Hitam Putih Karakter Weton Rabu Wage, Dibalik Misteri Sumur Sinaba dan Macan Ketawan
Karena itulah, disarankan weton Sabtu Pahing menekuni pekerjan terhoki wirausaha mandiri. Diantaranya pedagang, peternakan, pertanian atau agrobisnis, properti dan wirausaha mandiri peraup limpahan rejeki lainnya.
Kebenaran Absolut
Namun demikian, menurut Ki Buyut permasalahan nasib dan keberuntungan, pekerjan terhoki, maupun kecocokan jodoh seseorang adalah misteri kehidupan yang tidak dapat diungkap secara akurat oleh hasil perhitungan neptu weton ini.
Jikalau hasil diteksi dalam hitungan rumus logika matematik ini menurut kalian kurang bagus, jadikanlah penspirit untuk berikstiar dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, agar keterpurukan nasib tidak menimpa kehidupan kita.
Baca Juga: Pembalut Luka Hati, Setia Jaji dan Berlimpah Rejeki: 6 Jodoh Weton Rabu Wage
Sedangkan kalau dalam hitungan neptu weton ditemukan hal terbaik, anggaplah sebagai harapan, doa dan lebih menspirit kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Karena kbenaran paling absolut tiada lain hanya dimiliki Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,” terang Ketua Komunitas Kiai Damar Seseluh (Spirit Reliqius, Cultural dan Educatian).***
