KARANGANYARNEWS – Dibalik legendaris dan kian popularnya warung HIK, tak banyak masyarakat mengetahui cikal bakal atau asal muasal warung yang menyajikan beragam jajanan khas nan ngangeni ini.
Warung HIK, warung angkringan, warung wedangan, warung sego kucing dan atau sejumlah sebutan lainnya lagi, memang kian popular dan merambah ke berbagai penjuru kota se Nusantara.
Belakangan ini, sejumlah alumni beberapa perguruan tinggi di Solo dan Yogyakarta, sukses meraup dolar bermodal spekulasi keberaniannya membuka warung angkringan khas Jawa Tengah ini di manca Negara.
Baca Juga: PKK Desa Jetis Wetan, Hijaukan Tanah Kas Desa dengan Sayuran Organik
Berbagai referensi dan literasi yang ditemukan, menyebutkan asal muasalnya dari Desa Ngerangan. Pemukiman di lereng pegunungan batu nan gersang, salah satu desa di Kecanatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Tak hanya warga setempat, banyak pihak membenarkan dan meyakini Desa Ngerangan yang berbatasan kras perbukitan batu di wilayah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini, cikal bakal warung HIK.
Bahkan, hingga saat ini tercatat mayoritas warga desanya sebagai perantau ke berbagai penjuru kota, menekuni usaha warung angkringan secara turun-temurun. Praktis, perekonomian lebih dari 600 kepala keluarga pun tertopang dari warung HIK ini.
Baca Juga: Tunggu Setahun Lagi, Layanan PDAM Kecamatan Karangdowo
Suwarno, 41 tahun salah satu inisiator terwujudnya Desa Ngerangan sebagai Desa Cikal Bakal Angkringan menyebutkan, sejak dulu usaha angkringan telah menjadi roda penggerak perekonomian warga setempat.