KARANGANYARNEWS – Kelestarian Bahasa Daerah, sebagai warisan adiluhung bangsa kian memprihatinkan. Tercatat, 11 Bahasa Daerah di Indonesia punah.
Indonesia, tercatat sebagai negara terbanyak kedua se dunia, pemilik ragam Bahasa Ibu atau Bahasa Daerah. Terbanyak pertama Papua Nugini 830 Bahasa Daerah, di Indonesia terdapat 718 Bahasa Daerah.
Namun demikian, upaya pelestarian Bahasa Daerah di Indonesia sangat disayangkan swemua pihak. Hasil penelitian Unesco tahun 2019 mencatat, 11 Bahasa Daerah di Indonesia telah punah.
Baca Juga: Primbon Jawa: Senin Pahing, Rintis Karir Profesi Wirausaha Mandiri
Kepunahan bahasa dan sastra daerah, kian menjadi gejala global di berbagai negara. Termasuk di Indonesia, Unesco mencatat secara global setiap pekan ada bahasa ibu atau Bahasa Daerah yang punah.
Berbagai faktor penyebab kepunahannya. Dikarenakan perubahan perilaku penuturnya, tak lagi menggunakan Bahasa Ibu untuk berkomunikasi. Karena migrasi penduduk, kawin campur, dan karena bencana.
Menanggapi kian punahnya bahasa dan sastrah daerah di Indonesia ini, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, berupaya merevitalisasi mempertahankan bahasa dan sastra daerah agar tidak punah.
Baca Juga: Pengrajin Payung Lukis Juwiring Berharap Dukungan Konkrit Pemerintah
Salah satu diantaranya, dengan mendasarkan pada program sekolah," kata Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Prof Endang Aminudin Aziz MA,PhD, saat membuka Festival Tunas Bahasa Ibu di Hotel Lorin, Karanganyar Jumat 19 Nopember 2021 malam.