KARANGANYARNEWS - Ketua LPPA Siti Syamsiyatun berharap GCWRI yang diselenggarakan di Unisa Yogyakarta, menjadikan Muhammadiyah dan Aisyiah sebagai pusat studi Keislaman dunia.
Gender Conference Women’s Right on Islam (GCWRI) atau Konferensi Global tentang Hak Hak Perempuan dalam Islam yang dihelat di Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, momentum terpenting untuk menaikkan kepercayaan diri Indonesia sebagai pusat studi keislaman dunia.
Demikian disampaika Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (LPPA), Prof Siti Syamsiyatun dalam Konferensi Pers menyambut acara Konferensi Global Forum tentang Hak-hak Perempuan dalam Islam di Unisa Yogyakarta, , Senin 13 Mei 2024.
Baca Juga: Kristen Muhammadiyah: Varian Baru, Terlahir dari Gerakan Kosmopolis
“Dari konferensi ini kita ingin meneguhkan bahwa, Indonesia jangan ragu-ragu menjadi pusat studi Islam. Jangan merasa minder, studi Islam bisa dibangun dari Indonesia tidak hanya dari Timur Tengah,” kata Ketua LPPA yang akrap disapa Bu Syam tadi.
Pihaknya mendorong, perempuan-perempuan Islam berkemajuan untuk percaya diri. Meenurutnya, pandangan keislaman yang mereka pedomani bisa digunakan untuk mengadvokasi perempuan-perempuan di seluruh belahan dunia.
Sebarkan Pandangan Muhammadiyah
Di negara-negara yang mayoritas penduduknya memeluk Agama Islam, lanjutnya, mayoritas hak-hak perempuan di sana masih sangat terbatas dan susah untuk diakses.
Baca Juga: Lahirkan Pendiri Muhammadiyah dan NU, KH Sholeh Darat Diusulkan Pahlawan Nasional
Perempuan di negara-negara tersebut, masih terbatas bahkan untuk menjadi pemimpin dan melanjutkan pendidikan tinggi. Menurut Siti Syamsiyatun, kondisi demikian tadi jelas berbeda jauh dengan di Indonesia.