Mengenang Masa Lalu dengan Naik Kereta Kuno Berkeliling Pabrik Gula Tasikmadu

- 7 September 2022, 01:20 WIB
Kereta api kuno menjadi salah satu daya tarik wisata di Agrowisata Sondokoro Tasikmadu
Kereta api kuno menjadi salah satu daya tarik wisata di Agrowisata Sondokoro Tasikmadu /Klasik Herlambang/Karanganyar News

KARANGANYARNEWS - Kereta uap kuno menjadi salah satu andalan dari obyek wisata Sondokoro, yang berada di komplek pabrik gula Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Dengan naik kereta uap ini, maka pengunjung bisa berkeliling ke sudut-sudut komplek pabrik gula yang didirikan pada 1871, oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunagoro IV tersebut.

Dengan luas area pabrik yang mencapai lebih dari 28 hektar, para pengunjung bisa puas menikmati suasana lain yang tidak ditemui di tempat-tempat wisata yang umum.

Baca Juga: Jembatan Lori Kali Pepe, Saksi Bisu Kejayaan Industri Gula Mangkunegaran

Sebab di sana para pengunjung akan disuguhi pemandangan bangunan-bangunan pabrik lengkap dengan berbagai perlengkapan yang digunakan. Yang tak jarang mengandung nuansa mistis karena usianya yang sudah sangat tua.

Di komplek agrowisata Sondokoro ini sendiri dioperasikan tiga rangkaian kereta untuk mengelilingi seluruh komplek pabrik gula.

Ketiganya memiliki jalur yang berbeda, untuk bisa menunjukkan beberapa sudut yang berbeda kepada para pengunjung.

Sehingga bila para pengunjung ingin melihat seluruh komplek pabrik gula tersebut, maka mereka bisa bergantian naik tiga rangkaian kereta itu.

“Di sini ada tiga rangkaian kereta. Dua kereta uap yang kita beri nama Spoor Sakarosa dan Spoor Tebu. Dan satu lagi kereta disel yang kita beri nama Spoor Gula," jelas Teguh Sinung Nugroho, humas Agrowisata Sondokoro.

Baca Juga: Sambangi Ukraina Naik Kereta Super, Jokowi Tiba di Kyiv

Lebih lanjut dijelasnkan untuk spoor Sakarosa, pengunjung akan dibawa menyusuri sebuah terowongan sebelum masuk ke komplek pabrik.

Lalu untuk Spoor Gula, pengunjung bisa melihat deretan komplek kantor pengelola pabrik. Sementara untuk spoor tebu, para pengunjung akan dibawa menyusuri komplek tempat penampungan tebu-tebu yang siap digiling.

Pemandangan menakjubkan akan yang tersaji saat bersamaan dengan musim giling tebu. Karena kesibukan para pekerja pabrik yang bergelut dengan mesin-mesin raksasa bisa terlihat saat berkeliling dengan kereta uap.

Di tempat penampungan tebu juga akan terlihat deretan lori penuh dengan batang-batang tebu yang berbaris rapi, menunggu giliran untuk digiling.

“Saat masuk musim giling, kita juga membuka paket wisata menyaksikan proses giling tebu," sambung pria yang akrab disapa Sinung ini.

Namun lepas dari pemandangan yang disuguhkan, berjalan-jalan menaiki kereta uap kuno ini saja sudah sangat menyenangkan.

Baca Juga: Jalur Kereta Api Di Jalan Slamet Riyadi Solo Paling Unik di Indonesia, Ini Alasannya

Karena tentu ada sensasi tersendiri yang jarang bisa ditemui di tempat lain. Di mana kita seolah dibawa kembali ke masa lalu, saat teknologi transportasi belum semaju saat ini.

Ya, kereta yang rata-rata dibuat pada awal 1900 an itu memang hanya mampu berjalan tak lebih dari 40 km per jam.

Dengan demikian para penumpang bisa menikmati perjalanan, sembari menyaksikan pemandangan hamparan lahan tebu yang baru tumbuh di sekitar pabrik, dengan lebih puas.

Lokomotif kuno ini sendiri dulunya adalah lokomotif penarik kereta lori pembawa tebu. Namun seiring berjalannya waktu, perannya sudah mulai tergantikan oleh truk, yang bisa membawa tebu dari tempat yang jauh dengan lebih cepat.

Karena itulah pada tahun 2005 terbersit ide di kalangan direksi pabrik gula untuk mengembangkan obyek wisata dengan memanfaatkan lokomotif-lokomotif tersebut.

Dan ternyata hal itu mendapat sambutan yang positif dari masyarakat. Sehingga tingkat kunjungan ke obyek wisata ini juga cukup tinggi.

Dengan bahan bakar berupa kayu, tenaga yang dihasilkan kereta uap ini memang tidak terlalu besar. Sehingga laju kecepatannya juga tidak terlalu tinggi. Karena itulah kereta ini dipandang cocok untuk dijadikan sebagi kereta wisata. ***

Editor: Andi Penowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x