KARANGANYARMEWS - Kegelisahan menjadi sumber kreativitas dan ilham bagi penciptaan karya-karya sastra Sulis Bamban. Termasuk karya-karya Cerpen dalam buku antologi 'Surga di Mana'.
"Cerpen-cerpen dalam buku ini terkesan antilogika, meskipun penggarapannya berangkat dari realisme formal. Namun, Sulis Bambang cukup bagus menciptakan kenyataan literer dalam karya-karyanya," kata Gunoto Saparie.
Demikian disampaikan Ketua Umum Satupena Jawa Tengah, Gunoto Saparie saat menyampaikan tanggapan terbitnya buku kumpulan atau antologi cerita pendek berjudul 'Surga di Mana' karya Sulis Bambang.
Buku setebal 106 halaman yang diterbitkan Gigih Pustaka Mandiri Semarang, inj memuat 5 Cerpen karya Sulis Bambang, keseluruhan Cerpen dia berkisah tentang surga.
Lima cerpen itu berjudul 'Surga yang Menggelap, Surga Orang Sebelah, Surga yang Menyesatkan, Surga Ikhlas, dan Surga di Mana' (yang menjadi judul buku kumpulan cerpen).
Sejujurnya Gunoto Saparie mengaku merasa terganggu, ketika menemukan sejumlah kata yang ditulis tidak secara baku. Seharusnya Sulis Bambang mengacu pada Pedoman Umum Pembentukan Istilah, untuk sejumlah kata asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Baca Juga: Termuat dalam Antologi Puisi Esai Satupena Pusat, Inilah 11 Penulis Jawa Tengah dan Karyanya
Dalam acara yang sama, Sekretaris Umum Satupena Jawa Tengah Mohammad Agung Ridlo mengkritisi judul buku sebagaimana tertulis di cover, 'Surga di Mana'.