Sri Sulistyaningsih, Kitab Sasangka Jati Sumber Nilai-nilai Moral dan Etika

- 22 Maret 2023, 16:35 WIB
Sri Sulistyaningsih bersama suaminya, Heri Susanto dan Prof Dr Sri Puryono, Prof Dr Teguh Supriyanto, dan Gunoto Saparie seusai Ujian Terbuka Promosi Doktor Manajemen Kependidikan di Gedung Pascsarjana Unnes
Sri Sulistyaningsih bersama suaminya, Heri Susanto dan Prof Dr Sri Puryono, Prof Dr Teguh Supriyanto, dan Gunoto Saparie seusai Ujian Terbuka Promosi Doktor Manajemen Kependidikan di Gedung Pascsarjana Unnes /Dok Pribadi/

Alasan dia, karena sangat berguna untuk perkembangan jiwa, mental, dan karakter anak-anak bangsa. Nilai-nilai tersebut,  akan berimplikasi pada penguatan karakter masyarakat atau sebagai pembangun karakter bangsa.

“Nilai-nilai tersebut merupakan warisan kearifan lokal bangsa Indonesia, karena diturunkan di bumi pertiwi melalui R Soenarto Mertowardojo sebagai Paranpara Pangestu. Ia bersifat multikultural, bahkan universal dan memiliki benang merah yang sangat mengakar terhadap peradaban dan kebudayaan Nusantara,” katanya.

Baca Juga: Tradisi Sadranan di Kampung Sinduadi, Budaya Akulturasi Jawa dan Islam dalam Merawat Kerukunan

Dia tambahkan, Pangestu merupakan jalur pendidikan nonformal sebagai pengganti, penambah, pelengkap pendidikan formal, mendukung pendidikan sepanjang hayat.

Sri berpendapat, materi nilai-nilai moral dan etika atau budi pekerti luhur yang bersumber dari Kitab Sasangka Jati direferensikan dapat diinternalisasikan pada semua jenjang jalur pendidikan formal.

Mulai dari PAUD, pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan tinggi. Ia dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum melalui pemberdayaan, pembudayaan, keteladanan, serta penguatan.

Baca Juga: Didampingi Misteri 4 Khodam, Inilah Sederet Kemuliaan Hidup Weton Kamis Pon Menurut Primbon Jawa

Pengintegrasian bisa di semua bidang studi atau pemaduan kegiatan di dalam kelas, sebagai mata pelajaran tersendiri, atau diintegrasikan di luar pengajaran model gabungan dalam kegiatan luar kelas dan luar sekolah.

“Selain itu bisa pemaduan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan esktrakurikuler, dengan pelibatan warga sekolah secara serempak, keluarga dan masyarakat, guna memperkuat karakter peserta didik, sekaligus sebagai upaya untuk memenuhi muatan kurikulum,,” ujarnya.

Hadir dalam kesempatan itu Ketua Dewan Pertimbangan Unnes Prof Dr Ir Sri Puryono Karto Soedarmo MP, Guru Besar Ilmu Sastra Unnes Prof Dr RM Teguh Supriyanto MHum, Ketua Umum Satupena Jawa Tengah Gunoto Saparie, suami, anak, keluarga besar, kerabat, dan para sahabat Sri Sulistyaningsih. ***

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x