Baca Juga: Dugaan Penganiayaan Relawan Ganjar-Mahfud, Ketua PDIP Boyolali Angkat Bicara
Menindaklanjuti sampel surat suara untuk simulasi ini, pihaknya mengaku sudah melakukan komunikasi dengan KPU Solo.
Menurut YF Sukasno, jika KPU berdalih sebagai bentuk efisiensi, ini tidak cukup beralasan.
Pasalnya yang berbeda hanya desain untuk surat suara pilpres saja. Sementara surat suara lainnya memiliki kolom sama.
"Kalau katanya efisiensi, harusnya tidak sebab pemilu ini dibiayai dengan triliunan rupiah. Lagian ini yang berbeda hanya desain kolomnya saja, sedangkan untuk surat suara lainnya sama," ucapnya.
Baca Juga: Viral Relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali Diduga Dianiaya Oknum Aparat
Hal ini juga menjadi sorotan dalam pelaksanaan simulasi pencoblosan dilaksanakan KPU di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 3 Baluwarti, Solo beberapa waktu lalu.
Ketua Panwascam Pasar Kliwon, Agus Anwari melihat surat suara ini digunakan saat simulasi pencoblosan.
Pelaksanaan simulasi harusnya real time dan semua harus sama dengan hari H pencoblosan di 14 Februari 2024.
"Kalau ada tiga paslon harusnya simulasinya ya untuk tiga paslon. Kalau hanya dua paslon, maka akan merugikan yang tidak ada, ini yang nantinya menimbulkan polemik," katanya.