Heroisme Burung Garuda di Candi Kidal, Menginspirasi Cita-cita Luhur Nenek Moyang Bangsa Indonesia

- 3 Maret 2023, 15:35 WIB
Candi Kidal di Dusun Krajan, Desa Rejo Kidul, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur
Candi Kidal di Dusun Krajan, Desa Rejo Kidul, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur /BPCB Jawa Timur/

Winata yang malu memecah satu telur tersebut, keluarlah seekor burung kecil yang belum sempurna bentuknya, diberi nama Aruna yang kelak dikisahkan menjadi kusir Dewa Matahari (Dewa Surya).

Sementara telur yang masih tersisa satu, dijaganya baik-baik. Setelah sekian lama telur dirawat, akhirnya menetas menjadi seekor burung yang kemudian diberi bernama Garuda.

Baca Juga: Chek Fakta, Benarkah Candi Borobudur Tak Masuk 7 Keajaiban Dunia?

Suatu hari, Winata kalah bertaruh dengan Kadru dalam menebak warna ekor kuda Uchaiswara yang keluar dari samodera. Winata seharusnya menjadi pemenang, karena tepat tebakannya warna ekor kuda Uchaiswara bewarna putih.

Namun karena kelicikan Kadru dan anak-anaknya para naga, ekor kuda Uchiswara tadi berubah menjadi berwarna hitam. Winata yang kalah dalam taruhan ini, dijadikan budak oleh Sang Kadru untuk merawat 1000 ekor naga.

Garuda menjadi sangat marah dan bertekad membebaskan Sang Ibu, dia menyerang para naga. Pertempuran antara Garuda yang dikerubut 1000 naga amat dahsyat, berlangsung lama dan tidak ada yang kalah maupun menang.

Baca Juga: Dahsyatnya Pelet Penjerat Hati Wanita Weton Sabtu Wage, Dibalik Misteri Titisan Dewi Nawang Wulan

Akhirnya para naga bersedia membebaskan Winata, asal Garuda dapat menukar dengan air kehidupan milik dewa,  atau Tirta Amerta. Demi kebebasan Sang Ibu, Garuda menyanggupi dan terbang ke tempat para dewa.

Tentu saja para dewa tak bisa melepaskan Tirta Amerta. Perang tak terhindarkan, bagi Garuda lebih baik mati bila pulang tanpa membawa hasil.

Beruntung, Dewa Wisnu datang dan berhasil memadamkan kemarahan Garuda.

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x