Dewa Wisnu berjanji akan memberikan Tirta Amerta, dengan syarat Garuda mau menjadi tunggangannya. Demi pembebasan Sang Ibu tercinta, Garuda pun menerima persyaratan Dewa Wisnu tadi.
Baca Juga: Weton Sabtu Wage: Pilih Salah Satu, Inilah 8 Jodoh Pinasti Dijamin Sukses Menggapai Karir Profesi
Pertukaran Sang Ibu dengan Tirta Amerta pun terjadi, namun Garuda memberikan pesan dari Dewa Wisnu jikalau untuk bisa hidup abadi sebelum minum air dewa, mereka harus membersihkan diri atau sesuci terlebih dahulu.
Dikarenakan 1000 naga tadi ingin hidup abadi semua, mereka berebut dahulu terjun ke samodera untuk membersihkan dir. Para naga melupakan guci berisi Tirta Amerta yang tergeletak di tengah ilalang, disaat itulah Dewa Wisnu diam-diam mengambil air kehidupan tadi.
Betapa marahnya para naga, setelah mengetahui guci Tirta Amerta sudah tidak ada. Para naga mengira air Tirta Amerta itu tumpah di rumput ilalang, maka dengan rakusnya mereka menjiliti ilalang hingga membelah lidahnya.
Baca Juga: Rekomended Bersama Keluarga Tercinta: 5 Destinasi Unik Nan Eksotik di Berbah, Kabupaten Sleman
Kegigihan Garuda membebaskan ibunya dari belenggu perbudakan inilah, kemudian diadopsi oleh para 'founding father'. Garuda, mereka maknai sebagai simbol pembebasan ibu pertiwi dari belenggu penjajahan.
Dengan lambang Garuda yang perkasa, para pendahulu berharap Indonesia menjadi bangsa yang bebas menentukan nasib dan masa depannya sendiri.***