Baca Juga: Rekomended Bersama Keluarga Tercinta: 5 Destinasi Unik Nan Eksotik di Berbah, Kabupaten Sleman
Daya tarik yang lain, adanya toleransi beragama pada pendirian candi agama Buddha itu. Toleransi di Candi Kalasan, terlihat adanya kenyataan yang ditulis dalam Prasasti Kalasan.
Dalam prasasati tersebut diseebutkan, Candi Kalasan dibangun atas kerjasama antara dua raja berlainan agama dan berlainan juga wangsa atau dinastinya.
Raja Panangkaran dari Kerajaan Mataram Kuno berwangsa Sanjaya, beragama Hindu telah menghadiahkan sebidang tanah di Desa Kalasan untuk mendirikan banguan suci agama Buddha.
Baca Juga: Jangan Salah Pilih: Inilah Citarasa dan Ciri Khas Durian Bawor Kalibawang, Kulon Progo
Dimaksud untuk memuliakan Dewi Tara, suatu bukti menciptakan kerukunan hidup bersama oleh masyarakat berlainan agama telah ada pada abad ke VIII atau abad IX di Indonesia.
Terkait hal ini, sebagaimana dilansir KaranganyarNews.Com dari buku 'Etika Jawa' Franz Magnis Suseno disebutkan, "…rupa-rupanya di Pulau Jawa, Siwaisme dan Budhaisme dapat berkoeksistensi dengan berdamai satu disamping yang lain…rupa-rupanya raja-raja di Jawa tidak tertarik pada suatu agama eksklusif…". ***