Kompleks Percandian Dieng, Merekam Jejak Budaya India di Rumah Para Dewa

- 13 Maret 2023, 19:35 WIB
Candi Bima Dieng, merekam jejak kebudayaan India di tempat para dewa
Candi Bima Dieng, merekam jejak kebudayaan India di tempat para dewa /kemendikbud.go.id/

Candi Semar yang juga dibangun pada abad VII-VIII, menunjukkan pula pengaruh India. Candi ini mengambil bentuk bangunan mandapa yang berfungsi sebagai tempat para peziarah dalam acara prosesi keagamaan.

Candi-candi yang dibangun kemudian seperti Candi Srikandi, mulai memunjukkan gaya lokal dengan mulai terlihatnya relung di tubuh candi dan menara atap.

Baca Juga: Candi Jago Bukti Kehebatan Toleransi Raja Kertanegara Singasari

Perkembangan gaya selanjutnya dapat dirunut melalui candi Candi Puntadewa, Candi Sembadra, dan Candi Dwarawati relung dan menara atap semakin terlihat jelas. Sedangkan gaya lokal Dieng, ditunjukkan oleh Candi Gatutkaca dengan relung yang sangat tegas dan atap yang menyatu dengan bangunan.

Candi-candi lain seperti Candi Parikesit, Candi Antareja, Candi Nakula, dan Candi Sadewa hanya tinggal nama atau tinggal berupa pondasi candi. Namun, Candi Setyaki yang terletak di dekat Kompleks Candi Arjuna pada tahun 2008 mulai dipugar.

Meskipun demikian, pemugaran baru sampai pada bagian kaki candi sedangkan bagian tubuh untuk saat ini belum ditemukan. Demikian pula Ondho Budho dan Tuk Bima Lukar, kondisinya sudah tidak lengkap lagi.

Baca Juga: Meruwat Kutukan Hidup di Candi Sukuh Gunung Lawu, Karanganyar

Konon, para peziarah yang datang harus melewati tangga untuk masuk ke kompleks keagamaan (Ondho Budho), kemudian bersuci di pancuran air (Tuk Bimo Lukar) baru menuju ke candi. Sedangkan Bale Kambang dan Gangsiran Aswatama, dahulu sebagai saluran membuang genangan air.

Selain bangunan-bangunan tersebut di atas, terdapat bangunan pendukung kegiatan keagamaan yaitu dharmasala (tempat dilakukannya persiapan kegiatan upacara keagamaan sebelum dilakukan di candi). Bangunan tersebut terdapat di kompleks Candi Arjuna, berupa pendapa atau bangunan terbuka dari kayu.

Dewa yang dipuja di dataran tinggi Dieng yang terletak di daerah perbatasan Wonosobo dan Banjarnegara (Jawa Tengah), adalah Trimurti, Brahma (pencipta alam semesta), Wisnu (pemelihara isi alam semesta), dan Siwa (pengatur kembalinya isi alam semesta kepada alam keabadian). Ketiga dewa tadi, merupakan dewa-dewa utama dalam agama Hindu.

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x