Wotawati: Permata Tersembunyi Lembah Gunungkidul, Kini Bersolek Gaya Majapahit dan Mataram

Karanganyar News - 18 Jun 2025, 17:08 WIB
Penulis: Kustawa Esye
Editor: Tim Karanganyar News
Perpaduan nilai sejarah, arsitektur lokal, dan semangat warga menjadi fondasi kuat Wotawati sebagai ikon wisata budaya Yogyakarta
Perpaduan nilai sejarah, arsitektur lokal, dan semangat warga menjadi fondasi kuat Wotawati sebagai ikon wisata budaya Yogyakarta /Foto: Dok. Humas Pemda DIY/

KARANGANYARNEWS - Di balik perbukitan terjal dan lembah sunyi eks-Bengawan Solo Purba, terdapat sebuah dusun kecil bernama Wotawati yang kini tengah bersolek.

Tak banyak yang tahu, dusun terpencil di Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo, ini kini tengah bertransformasi menjadi desa wisata Gunungkidul yang unik,  memadukan pesona alam, sejarah, serta arsitektur gaya Majapahit dan Mataram.

Terletak jauh dari hiruk-pikuk kota dan sulit diakses kendaraan besar, Dusun Wotawati justru menyimpan keistimewaan geografis dan budaya yang menjadikannya berbeda dari desa-desa wisata lainnya di Daerah Istimewa Yogyakarta.

 Baca Juga: Kampoeng Mataraman: Warung Tradisional Bernuansa Mataram Islam, Sajikan Cita Rasa Tempo Dulu

Wilayah ini berada di sebuah lembah yang dahulu merupakan jalur aliran Sungai Bengawan Solo Purba, menjadikan paparan sinar mataharinya lebih singkat, hanya sekitar 8 jam sehari. Namun demikian, justru dari keterasingan inilah muncul sebuah peluang besar.

Pesona Alam dan Tata Ruang Bernilai Estetik

Dusun Wotawati, dikenal karena lanskap pemukimannya yang unik. Tata letak rumah-rumah penduduk membentuk seperti labirin modern, namun sesungguhnya merupakan warisan konstruksi masa lampau.

Saluran air dan drainase di masa lalu kini berfungsi ganda sebagai gang-gang penghubung antarrumah, menciptakan nuansa pemukiman yang rapi, tertata, dan estetik.

 Baca Juga: Wisata Sungai Opak Bantul: Serunya Packrafting di Canden dan Sensasinya Sentral Jamu Tradisional

“Secara landscape, ini menarik karena dusun ini satu-satunya di lembah Bengawan Solo Purba. Kami melihat potensi luar biasa baik untuk pertanian maupun pariwisata,” kata Estu Dwiyono, Lurah Pucung, dilansir dari laman Pemda DIY.

Halaman:

Tags

Terkini