Tanpa kesiapan SDM, Birokrasi, dan Dukungan Anggaran, Mustahil Smart City Terwujud

- 2 September 2021, 16:58 WIB
Staf ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika, Andrari Grahitandaru memberi penjelasan dalam Bimtek penyusunan masterplan Smart City di Hotel Jawa Dwipa, Karanganyar, Rabu (01/09/2021). 
Staf ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika, Andrari Grahitandaru memberi penjelasan dalam Bimtek penyusunan masterplan Smart City di Hotel Jawa Dwipa, Karanganyar, Rabu (01/09/2021).  /Dokumentasi

KARANGANYARNEWS-Mustahil, tanpa kesiapan SDM dan birokrasi serta didukung anggaran, Smart City dapat terwujud dengan baik.

Begitu kata staf ahli dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, Andrari Grahitandaru dalam bimbingan teknik (bimtek) penyusunan masterplan Smart City di Hotel Jawa Dwipa, Karangpandan, Rabu (01/09/2021).

"Harus ada niat kuat dari pemangku kebiajakan untuk membuat daerahnya menjadi smart city,” ujar Andrari.

Menurut dia, setidaknya ada tiga pilar yang harus ada jika ingin smart city terwujud dengan baik. Pilar struktur meliputi kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM), kemampuan birokrasi dan kemampuan anggaran.

Kemudian pilar infrastuktur yang terdiri dari jaringan fisik, jariangan internet dan sosial. Selanjutnya pilar ketiga adalah Suprastuktur yang meliputi kesiapan kebijakan, kelembagaan dan pelaksanaan.

Tim ahli yang menggeluti smart city atau kota cerdas selama 30 tahun itu menambahkan, dalam smart city ada 80 indikator yang harus dipenuhi. Namun perincian indikator akan dibahas lebih  lanjut.

Dalam smart city, elemen pendukungnya adalah smart goverment, smart branding, smart ekonomi, smart siociety, smart enviroment. Lebih rinci, smart city adalah elemen pendukungnya adalah kebijakan, birokrasi dan pelayanan. Kemudian Smart branding itu adalah wisata, bisnis dan wajah kota.

“Branding menjadi penting karena ikon sebuah daerah. Karanganyar yang menonjol wisatanya apa, atau bisnis UMKM seperti ada atau wajah kotanya seperti apa. Harus jelas, sehingga orang dari luar daerah bisa tahu,” ujarnya.

Kemudian smart ekonomi, menurut Andrari sudahkan transaksi ini non tunai. Bagaimana upaya perbankan dalam menjembatani transaksi keuangan. Saat ini, eranya sudah memakai bercode atau non tunai.

Halaman:

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x