Solo Great Sale 2021 Jadi Titik Balik IKM Batik Pasca PPKM

- 20 Oktober 2021, 21:29 WIB
Ketua Kadin Surakarta Gareng S Haryanto didampingi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastoowo mencoba aplikasi QRIS ketika melakukan kunjungan di salah satu tenant di Kampung Batik Laweyan Solo.
Ketua Kadin Surakarta Gareng S Haryanto didampingi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastoowo mencoba aplikasi QRIS ketika melakukan kunjungan di salah satu tenant di Kampung Batik Laweyan Solo. /Langgeng Widodo/

KARANGANYARNEWS-Gelaran Solo Great Sale 2021 selama Oktober ini diharapkan dapat menjadi titik balik bagi industri kecil dan menengah atau IKM batik di Kota Solo yang sempat terpuruk akibat covid-19. Adanya Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) juga makin memberatkan IKM batik.

"Setelah pandemi dan PPKM yang benar-benar berat bagi kami, tanggal 2 Oktober kemarin semacam menjadi titik balik. Itu kan bertepatan dengan SGS yang baru dimulai. Jadi promo itu bersamaan semua," kata pemilik batik Putra Laweyan, Gunawan M Nizar.

Hal itu dikatakan di sela kunjungan panitia ketua panitia Solo Great Sale (SGS) 2021 Farid Sunarto, Ketua Kadin Kota Surakarta Gareng S Haryanto, serta Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastoowo, kemarin. Kunjungan dilakukan di sejumlah usaha batik di Kampung Batik Laweyan.

Lebih lanjut Gunawan M Nizar mengatakan, selama diberlakukan PPKM sejak Bulan Juli lalu, omset usaha batik miliknya mengalami penurunan drastis, bahkan hingga 90 persen. Selama PPKM seperti hidup segan mati tak mau.

"Meski masih ada pembelian secara online tetapi produk yang dibeli hanya pakaian yang dipakai di rumah karena tidak ada orang pergi. Paling semacam daster atau kaus," ungkap dia.

Kendati saat ini kondisinya belum pulih sepenuhnya, namun Gunawan optimistis situasi akan semakin membaik. "Memang belum pulih sepenuhnya, tapi ada pergerakan ke arah positif. Sepertinya batik mulai reborn," jelasnya.

Salah satu panitia SGS, Gunawan Kurnia Pribadi mengatakan, Solo Great Sale tahun ini lebih fokus pada tema batik. Hal itu tak lepas dari waktu penyelenggaraan di bulan Oktober yang bertepatan dengan Hari Batik Nasional. Sehingga peran Kampung Batik Kauman dan Laweyan sangat dominan mengisi SGS.

"Kami sedang menciptakan batik heritage Kauman dan Laweyan yang akan dipromosikan bersama-sama. Batik ini menceritakan tentang ciri khas masing-masing potensi daerah batik," papar Gunawan K Pribadi.

Dengan adanya SGS, lanjut dia, sebetulnya para pedagang atau pengrajin batik di Kota Soko merasa dibantu dalam berpromosi. Karena kalau pedagang batik promosi sendiri maka akan lebih sulit.

Halaman:

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x