Network
KARANGANYARNEWS-Sebagai kota budaya dan pusat kuliner, Kota Solo memiliki potensi ekonomi dan keuangan syariah melalui pengembangan industri halal dan fesyen muslim serta wisata ramah muslim. Selain itu, keberadaan UMKM di Solo Raya yang cukup besar diyakini dapat memberikan adil besar dalam pengembangan produk halal.
Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastowo, potensi itu harus dioptimalkan sejalan dengan meningkatnya permintaan pasar untuk produk-produk halal baik di dalam negeri maupun luar negeri. Sehingga dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru.
"Semangat ini juga ditujukan untuk mendorong agar Indonesia tidak hanya dijadikan sebagai pasar produk halal dunia, tetapi sebaliknya pelaku ekonomi pasar Indonesia menjadi subyek dalam memenuhi kebutuhan produk halal global," kata Joko dalam talk show bertema Peluang Produk Halal-UMKM Solo Raya Go Global secara daring, Senin (30/8/2021).
Talkshow itu mengawali Festival Syekaten 2021 yang digelar hingga 6 September. Dalam Festival Syekaten, Bank Indonesia Solo bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai stakeholder terkait. Diantaranya, Pemerintah Daerah, Otoritas Jasa Keuangan, Majelis Ulama Indonesiap, Kementerian Agama, Masyarakat Ekonomi Syariah, Badan Amil Zakat Nasional, Asosiasi Bank Syariah Indonesia, Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren, Dewan Masjid Indonesia, dan akademisi.
Kegiatan talkshow diikuti dengan business matching untuk dapat meningkatkan perluasan akses pemasaran produk halal UMKM Soloraya ke pasar global. Melalui sinergi dan kolaborasi dengan Pengurus MES Mesir dan Asosiasi Fasilitator Ekspor Indonesia Mesir serta Atase Perdagangan Mesir, diharapkan produk UMKM unggulan Solo Raya yang potensial dapat dipasarkan di Mesir melalui jejaring dengan komunitas diaspora Indonesia di Mesir.
"Festival Syekaten ini merupakan pelaksanaan tugas Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dan stabilitas sistem keuangan dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah bersama stakeholder terkait dengan mengacu kepada prinsip dan nilai-nilai ekonomi, keuangan syariah yang berdimensi keadilan, transparansi, produktivitas, dan tata kelola yang baik."(G8)
