Pesantren Didorong Mandiri Secara Ekonomi

- 8 September 2021, 14:07 WIB
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastowo memaparkan materi dalam Silaturahmi dan Istighosah Bersama Ulama dan pesantren, Senin (6/9/2021), yang digelar Ponpes Al Muayaad Solo secara daring.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastowo memaparkan materi dalam Silaturahmi dan Istighosah Bersama Ulama dan pesantren, Senin (6/9/2021), yang digelar Ponpes Al Muayaad Solo secara daring. /Langgeng Widodo/

KARANGANYARNEWS-Kementerian Agama mendorong pesantren lebih mandiri melalui pengembangan ekonomi pesantren. Dengan jumlah 33.000 pesantren di Indonesia, pesantren memiliki potensi ekonomi yang besar.

Dikatakan, pesantren harus menjadi subjek yang kuat dan maju sehingga pesantren dapat menjalankan tiga fungsinya dengan baik. Yakni sebagai lembaga pendidikan, lembaga dakwah dan lembaga pemberdayaan masyarakat.

"Tiga fungsi ini akan kuat jika pesantren memiliki kemampuan finansial dan eksonomi yang kuat," kata Direktur Pendidikan Diniyah dan pondok pesantren Kementerian Agama Dr Waryono.

Hal itu dikatakan dalam Silaturahmi dan Istighosah bersama ulama dan pesantren, Senin (6/9/2021) dengan tagline pesantren Maju, Solo Raya Kuat, Jateng Hebat, Indonesia Tangguh yang digelar Ponpes Al Muayaad Solo secara daring.

"Harapannya, tahun 2022, sudah lahir badan usaha milik pesantren (BUMPes) yang memiliki jaringan antar pesantren. Himpunan ekonomi bisnis pesantren (hebitren) yang diinisiasi Bank Indonesia tentu menjadi bagian, bagaimana negara melalui lembaga bisa hadir untuk pesantren," kata dia.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastowo mengatakan, pengembangan usaha perlu dilakukan pesantren, dengan tujuan menumbuhkan jiwa kewirausahaan tangguh bagi santri dan masyarakat sekitar. Harapannya pesantren memiliki unit usaha yang dapat mendukung kemandirian ekonominya.

Sehingga pesantren dapat mandiri secara ekonomi, meningkatkan kualitas dan keberlangsungan pelaksanaan pendidikan. "Bank Indonesia konsisten mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, termasuk hebitren Solo Raya untuk menumbuhkan kemandirian pesantren."

Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Musta'in Ahmad menyampaikan, kegiatan hebitren Solo Raya untuk mengajak silaturahim dan istighosah seolah mengingatkan kembali semangat pendidikan dan pemberdayaan ekonomi yang telah dirintis para guru, para pendiri bangsa, dan sejarah panjang tokoh ulama sesepuh di Solo Raya dan Jawa Tengah.

Harapannya, hebitren bisa menjadi penyokong dan menjadi subsistem gerakan besar Menteri Agama terkait kemandirian ekonomi pesantren yang sedang digodog dan segara akan diluncurkan. "Pondok pesantren akan mendapat pendampingan, pelatihan, bimbingan, penguatan permodalan, dan pelayanan pemasaran produk dan koordinasi dengan stakeholder ekonomi lain."

Halaman:

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x