Network
KARANGANYARNEWS-Abah Lala protes. Tidak ada yang yang bisa memastikan, kepada siapa protes itu ditujukan. Apakah kepada Tuhan, kepada alam, atau pada penguasa.
Dengan memakai baju beskap batik, lengkap dengan blangkon, serta berlatar belakang wayang kulit jejer di geber, dan diiringi gendhing Jawa, Abah Lala berteriak protes, sambil memegang mike.
"Wis suwe ora ethuk tanggapan, yen diterus-teruske samsoyo remuk, cuuuuuk." (Sudah lama tidak manggung, kalau diterus-teruskan makin hancur lebur).
"Beras ning pawon samsoyo enthek, yung....." (Beras di dapur semakin habis).
Video berdurasi 30 detik itu viral kemana-mana, melalui media sosial. Meski satire, video itu cukup lucu dan menghibur. Banyak pula yang menggunakan sebagai status di WhatsApp.
Sebagai seniman, penyanyi panggung, atau entertainment, sangatlah wajar kalau Abah Lala menyuarakan isi hati dirinya, dan isi hati para seniman pada umumnya. Khususnya dalang, yang harus menanggung pemeliharaan gamelan, serta menanggung hidup para niyaga dan waranggana.
Dalam situasi pandemi covid-19 seperti ini, pekerja seni atau seniman, terutama penyanyi panggung dan dalang adalah orang-orang yang paling terdampak secara ekonimi. Sebab mereka tidak bisa lagi manggung dan menghibur orang karena akan mengakibatkan kerumunan orang dan yang sudah pasti bakal dilarang.
Kalau pun bisa manggung secara virtual atau online, tidak ada hasilnya. Dan kalau pun ada hasil, nilainya tak seberapa. Makanya sangat beralasan, kalau Abah Lala yang bernama asli Agus Purwanto itu menyampaikan uneg-unegnya sebagai seniman.
Ya... Dalam situasi seperti ini Abah Lala, pria kelahiran 24 Oktober 1986 itu kini menganggur, bersama para koleganya di group musik MG 86. Dia tidak bisa berjualan senggakan "cendol dawet" yang mengantarnya sebagai penyanyi campur sari terkenal di tanah air.
