Network
KARANGANYARNEWS - Selepas kepergian KGPAA Mangkunega IX, tak hanya keluarga besar Kerajaaan Pura Mangkunegan yang masih berduka cita. Para seniman dan budayawan di luar benteng keratin, kehilangan sosok yang mereka tauladani.
Di mata hati seniman dan budayawan, KGPAA Mangkunega IX mereka sebut-sebut sebagai sosok raja moderat di era kontemporar yang sangat peduli terhadap perkembangan seni budaya.
Selain berkomitmen melestarikan seni budaya adilihung warisan lelehurnya, peninggalan para raja generasi sebelumnya, juga menempatkan seni budaya mengikuti alur perkembangan jaman.
Baca Juga: Menguak Tekateki Suksesi Penerus KGPAA Mangkunegara IX
“Nut jaman kalakone (senantiasa mengikuti arus perkembangan jaman),” kata Ki Buyut Lawu, budayawan di lereng Gunung Lawu, menirukan istilah yang sering disanpaikan KGPAA Mangakunegara IX seniman dan budayawan.
Selain itu, penerus tahta kerajaan dinasti Pangeran Sambernyawa (sebutan KGPAA Mangkoenagoro I) ini juga memposisikan Pura Mangkunegaran sebagai pusat budaya Jawa tradisional, Jawa.
Itulah sebabnya dalam setiap acara kebesaran yang digelar Pura Mangkunegaran, termasuk diantaranya dalam menerima tamu kehormatan kerajaan, selalu disuguhi beragam seni budaya khas Pura Mangkunegaran.
Baca Juga: Tak Ada Ritual Kusus dalam Pemakaman KGPAA Mangkunegara IX
“Baik itu wayang kulit pakem dan gagrak Mangkunegaran, fragmen atau sendratari dan atau tari klasik karya Raja-raja Mangkunegaraan sebelumnya, atau tari kontemporer karya beliau sendiri,” jelasnya.
