Network
PARTAI Keadilan Sejahtera atau PKS Karanganyar yang sebelumnya bernama Partai Keadilan (PK) pernah mengibarkan bendera setengah tiang di kantornya ketika pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Karanganyar yang diusung PDIP menang dalam pemilihan di tahun 2002.
Sebelumnya, PK(S) adalah satu-satunya anggota DPRD Karanganyar dari 45 anggota yang tidak menggunakan hak suara alias abstain dalam pemilihan bupati dan wakil bupati, pada saat itu.
Setelah itu, perseteruan politik antara PDIP dan PKS Karanganyar dari Pilkada ke Pilkada terus berlanjut hingga yang terakhir tahun 2019 lalu. Kedua partai itu selalu berhadap hadapan.
Tengok saja, pada Pemilihan Bupati (Pilbup) tahun 2008, PDIP yang percaya diri mengusung sendiri calonnya, Rini Iriani-Paryono. Sedang PKS yang berkoalisi dengan Partai Golkar mengusung duet Juliyatmono - Sukismiyadi.
Pasangan lainnya, Romdloni-Silo Hadi Rahtomo diusung Partai Persatuan Pembangunan, Partai Demokrat, dan Partai Kebangkitan Bangsa. Meski tidak berkoalisi dengan partai lain, PDIP memenangi pilkada tersebut.
Tahun 2013, gantian PKS yang memenangi pilkada Karanganyar. Kembali berkoaliasi dengan Partai Golkar, PKS mampu mengantar pasangan calon Juliyatmono dan Rohadi Widodo menjadi Bupati dan Wakil Bupati Karanganyar periode 2013-2018.
Pasangan Juliyatmono dan Rohadi Widodo yang keduanya sama-sama ketua partai saat itu mengalahkan pasangan calon Paryono - Diah Shintawati yang diusung PDIP dan Partai Demokrat, serta pasangan lainnya Wuryanto - Wagiyo yang diajukan 12 partai non-parlemen.
Lima tahun kemudian, PDIP kembali menang setelah berkoalisi dengan Partai Golkar pada Pilbup 2018. Juliyatmono kembali terpilih sebagai Bupati Karanganyar pediode 2018 - 2013. Adapun wakilnya adalah Rober Christanto, calon yang diajukan PDIP.
Rohadi Widodo memilih untuk berhadapan dengan Juliyatmono setelah tak dipakai sebagai pasangan. Rohadi yang berpasangan dengan Ida Retno Wahyuningsih yang diajukan PKS - Partai Gerindra, kalah tipis dalam pemilihan.
