KARANGANYARNEWS – Selain berdasar potensi dan kompetensi diri, ketepatan memilih pekerjaan terhoki juga harus mempertimbangkan passion serta pemahaman karakter masing-masing. Catat dan jangan salah pilih, inilah 6 pekerjaan terhoki weton Minggu Legi dibalik keistimewaan misteri Lakune Rembulan menurut Primbon Jawa.
Akurasi hitungan rumus logika matematik Primbon Jawa, hingga saat ini masih diyakini masyarakat yang berlatar adat tradisi dan budaya Jawa, teruntuk menguak berbagai misteri kehidupan.
Baik terkait karakter atau watak kepribadian, misteri dibalik bertemunya jodoh pinasti atau pasangan ikatan cinta, kesesuaian pekerjaan profesi, demikian juga pasang surutnya aliran rejeki.
Hitungan rumus logika matematik dalam Primbon Jawa, didasarkan atas lambang bilangan masing-masing jumlah lambang bilangan hari dan pasaran, sering disebut juga saptawara dan pancawara.
"Saptawara terdiri tujuh hari masing-masing hari Ahad (Minggu), Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu. Sementara pncawara terdiri lima pasaran masing-masing Pahing, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon," terang Praktisi Primbon Jawa Ki Buyut Lawu.
Keistimewaan Misteri Lakune Rembulan
Hasil hitungan kelahiran neptu weton Minggu Pahing menyebutkan memiliki lambang bilangan (10). Jumlah ini didapat dari nilai angka neptu hari Minggu (5), ditambah pasaran Pahing (5).
Baca Juga: 9 Keistimewaan Karakter Weton Sabtu Legi, Dilengkapi Periodesasi Hoki Rejeki
Kelahiran hari pasaran atau neptu weton Minggu Pahing, disebutkan dinaungi misteri aura spiritual Lakune Rembulan. Sebagaimana karakteristik dasar rembulan, watak kepribadiannya menenangkan dan menjadi petunjuk orang lain.
Selain menerangi dan menjadi suritauladan orang lain, karakter kelahiran Minggu Pahing juga memiliki kecerdasan tinggi dan berbakat menjadi pemimpin yang mumpuni, kharismatik, mengayomi dan disegani.
Dibalik semua itu, kelahiran hari pasaran Minggu Pahing cenderung berkepribadian tertutup atau memiliki karakter introvert, tidak banyak bicara, dan lebih suka beraktifitas serta menyelesaikan berbagai permasalahan hidup sendiri.
Baca Juga: 8 Pekerjaan Terhoki, Dibalik Keistimewaan Weton Sabtu Legi
Menurut Ki Buyut Lawu yang juga penulis buku 'Astrologi Jawa Milenial', karakter kelahiran Minggu Pahing menjunjung tinggi nilai materialistik. Tak heran, dia bertipe pekerja keras demi meraih derasnya limpahan rejeki.
Dijelaskan, kelahiran neptu weton Minggu Wage mereka juga pandai menghemat limpahan rejeki, tak membelanjakan teruntuk tuntutan keinginan yang bukan kebutuhan hidupnya. Karena terlalu hemat, banyak yang menganggap dia pelit.
6 Pekerjaan Terhoki Weton Minggu Pahing
Berdasarkan kararter atau watak kepribadiannya itulah, pekerjaan terhoki dibalik karakter introvert weton Minggu Pahing disebutkan yang lebih mengandalkan logika dan kecerdasannya. Dijelaskan Ki Buyut Lawu, terdapat 6 pekerjaan terhoki berikut ini:
Baca Juga: 11 Keistimewaan dan Kesialan Hidup Weton Minggu Pahing, Dibalik Misteri Khodam Macan Kumbang
- Pendidik (guru atau dosen)
- Peneliti
- Motivator
- Supervisor
- Trainer
- Distributor alat peraga pendikan,
“Jangan memaksakan diri menekuni pekerjaan atau pekerjaan yang lebih mengandalkan kekuatan phisik atau otot. Semisal petani, nelayan, olahragawan dan lainnya,” saran dia.
Namun demikian, menurut Ki Buyut permasalahan nasib dan keberuntungan, pekerjaan, maupun kecocokan jodoh seseorang adalah misteri kehidupan yang tidak dapat diungkap secara akurat oleh hasil perhitungan neptu weton ini.
Baca Juga: Melejit Karir Profesi Sukses Berlimpah Rejeki: 6 Jodoh Weton Minggu Pahing, Menurut Primbon Jawa
Jikalau hasil diteksi dalam hitungan rumus logika matematik ini menurut kalian kurang bagus, jadikanlah penspirit untuk berikstiar dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, agar keterpurukan nasib tidak menimpa kehidupan kita.
Sedangkan kalau dalam hitungan neptu weton ditemukan hal terbaik, anggaplah sebagai harapan, doa dan lebih menspirit kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Kebenaran paling absolut tiada lain hanya dimiliki Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,” terang Ketua Komunitas Kiai Damar Seseluh (Spirit Reliqius, Cultural dan Educatian).***