KARANGANYARNEWS - Selayaknya Soegiarin, memang menyandang gelar pahlawan nasional. Karena keiklasannya bertaruh nyawa demi tersebarnya berita Proklamasi Kemerdekaan RI ke seluruh penjuru dunia, justru menjadikan nama sang jurnalis ini terlupakan.
Pria kelahiran Grobogan, 13 Juli 1918 ini, tahun 1945 lalu berprofesi sebagai jurnalis untuk Kantor Berita Domei, perkembangan berikutnya paska kemerdekaan RI, Domei menjadi kantor berita Antara.
Profesionalisme Soegiarin sebagai jurnalis, dibilang sangat tangguh dan mumpuni. Keahliannya memyiarkan berita morse, dia dapat dari Sekolah Pelayaran yang dienyamnya di Surabaya.
Baca Juga: Ziarah ke Makam Soegiarin, Ganjar Terharu Dengar Kisah Heroisme Jurnalis Penebar Kemerdekaan RI
Ketika itu, sebelum teks proklamasi dibacakan oleh Soekarno, Soegiarin mendapat perintah dari Adam Malik, pimpinannya di Domei. Bahwa dirinya diminta memberitakan dengan menyiarkan melalui berita morse.
Pekerjaan ini tentunya sangat berat, karena Kantor Domei dijaga dan diawasi Jepang. Akhirnya berjam-jam sebelum dibacakan oleh Soekarno, Soegiarin menyusup di ruang mesin untuk menghidupkan mesin sejak pagi.
Beruntung penyusupan Soegiarin tak diketahui orang-orang Jepang yang bertugas mengawasi aktivitas Domei. Sekitar setengah jam usai pembacaan naskah proklamasi, Soegiarin yang tengah bersiap di Kantor Domei di kawasan Pasar Baru Jakarta langsung menerima salinan naskah.
Baca Juga: Tak Bisa Cuci Baju, Anggota Paskibraka Jateng Curhat ke Ganjar
Seketika itu dia siarkan melalui berita morse dan diterima di seluruh kantor berita negara-negara di dunia. Berita Indonesia Merdeka dari penjajahan telah menyebar ke seluruh dunia.