KARANGANYARNEWS - Burung hantu sering disebut juga satwa liar sahabat petani, karena kepiawiannya berburu tikus sawah yang jadi musuh petani.
Satwa predator bernama Latin Tyto Javanica ini, bahkan setiap malam mampu membunuh sembilan ekor tikus sawah, lima ekor diantaranya habis dimangsa malam itu juga.
Masih ada lagi keunikan burung hantu, jelajah terbangnya mencapai tujuh sampai dua belas kilometer dan ketajaman penglihatannya hingga lima puluh meter di kegelapan malam.
Baca Juga: Peraih Mendali PON XX Asal Klaten Terima Tali Asih Rp 2 – 23,5 Juta
“Sepasang burung hantu, mampu melindungi tanaman padi seluas lima hektar dari serangan hama tikus, dengan kawasan berburu tetap dan teratur secara territorial,” terang Prasanto Bimantyo, peneliti dari Institut Pertanian (Instiper) Yogyakarta.
Karena kemampuannya berburu binatang pengerat perusak tanaman itu juga, kini habitat alamiah burung hantu dikembangbiakkan lagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten.
Bekerjasama dengan PT. Tirta Investama dan Instiper Yogyakarta, mengembangkan habitat asli burung hantu, untuk memberantas hama tikus secara alami.
Baca Juga: Teror Pinjol Ilegal, Sebarkan Pornografi Korban di Medsos
Tiga kecamatan yang yang masuk zona Daerah Aliran Sungai (DAS) Pusur yang dijadikan uji coba. Masing-masing Kecamatan Polanharjo, Kecamatan Tulung dan Kecamatan Juwiring.