Peternak Ayam Soloraya Beli Jagung Sampai ke NTB

- 25 Juni 2021, 14:48 WIB
Gerakan stabilisasi pasokan dan harga jagung oleh para peternak ayam di Boyolali yang juga dihadiri Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah Agus Wariyanto dan Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Ketahanan Pangan Dr Risfaheri, beberapa waktu lalu.
Gerakan stabilisasi pasokan dan harga jagung oleh para peternak ayam di Boyolali yang juga dihadiri Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah Agus Wariyanto dan Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Ketahanan Pangan Dr Risfaheri, beberapa waktu lalu. /Langgeng Widodo/

KARANGANYAR-Peternak ayam petelur di Soloraya membeli jagung sebanyak 630 ton dari luar Jawa, tepatnya dari Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pembelian jagung dilakukan bersama-sama melalui Koperasi Pinsar Peternak Nasional yang baru saja dibentuk. Harga jagung Rp 5.800 per kg, tapi biaya transpot ditanggung sendiri.

"Pembelian jagung dari NTB, tapi kita mengambilnya di Magelang," kata Sinarko, salah seorang peternak ayam di Karanganyar, Jumat (25/6/2021).

Dikatakan, peternak ayam sampai membeli jagung di NTB lantaran para peternak ayam sudah kesulitan mendapat jagung di Soloraya atau Jawa Tengah. Kalau pun bisa mendapatkan, harganya sudah di luar nalar, di atas Rp 6.000 per kg.

Padahal harga normal di pasaran sebelumnya tidak sampai Rp 5.000 per kg. Lagi pula berdasarkan perhitungan Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah dan Kementerian Pertanian, stok jagung nasional dan Jawa Tengah lebih dari cukup.

Sinarko mengatakan, dua kali subsidi yang diberikan Pemprov Jateng dalam kegiatan gerakan stabilitas harga dan pasokan jagung di Solo dan Boyolali beberapa waktu lalu bisa menurunkan harga jagung, dari Rp 6.500 per kg menjadi Rp 5.900, kemudian dari harga Rp 5.900 sempat turun lagi menjadi Rp 5.400 sampai Rp 5.200 per kg.

Tapi turunnya harga itu hanya bertahan seminggu sampai dua minggu. Para peternak kembali kesulitan untuk mendapatkan jagung, lagi pula harganya juga melambung tinggi. Makanya para peternak mencari jagung sampai jauh, untuk mendapatkan harga yang agak miring.

"Sebab, para peternak juga tidak bisa menaikkan harga telur, karena harga telur sudah ditetapkan pemerintah," kata dia.

Ketua Pinsar Petelur Nasional Robby Susanto kembali menyerukan pada pemerintah untuk campur tangan dalam stabilisasi harga dan pasokan jagung. Sebab, keberadaan jagung berdampak sangat luas terhadap peternakan ayam ras daging dan petelur.

Halaman:

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah