Perbankan Diminta Ubah Cara Pandang Penyaluran Kredit UMKM, Ini Alasannya

- 12 November 2021, 19:46 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Wali Kota Gibran Rakabuming Raka memberi penjelasan pada media, usai Roadshow Klinik UMKM di Solo Technopark, Surakarta, Jumat (12/11/2021).
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Wali Kota Gibran Rakabuming Raka memberi penjelasan pada media, usai Roadshow Klinik UMKM di Solo Technopark, Surakarta, Jumat (12/11/2021). /Langgeng Widodo/

Sementara itu untuk mengurangi jumlah usaha mikro dengan strategi scaling-up, Teten Masduki meminta para kepala daerah mengembangkan keunggulan domestik yang dimiliki. Menurutnya, keunggulan domestik itu harus dikembangkan. Daerah yang pilih sendiri sektor mana yang bisa di-scaling up.

Meski demikian, kata Teten Masduki, program digitalisasi dan scaling-up akan lebih diarahkan pada UMKM yang berbasis kreativitas hingga berbasis teknologi agar bisa masuk rantai pasok industri.

"Jangan membuat produk yang sudah dihasilkan usaha besar karena UMKM pasti kalah. Kita harus masuk ke rantai pasok mereka, seperti sektor furnitur, otomotif, elektronik, dan sebagainya," tandas Menkop UKM.

Wali Kota Gibran Rakabuming Raka menambahkan, pihaknya tidak henti hentinya mengajak pelaku UMKM untuk bertransformasi ke digital agar pasar produknya lebih terbuka dan luas.

"Saya melihat, daya beli masyarakat masih cukup terjaga untuk menopang pertumbuhan UMKM, khususnya di Solo," kata putra sulung Presiden Joko Widodo itu.

Sementara itu, CEO Bukalapak Rahmat Kaimuddin menjelaskan, Klinik UMKM berfungsi untuk memberdayakan UMKM dengan menyiapkan pasar digital. Selain itu, pihaknya juga memodernisasi warung sebagai Mitra Bukalapak lewat digitalisasi.

Namun, diakui, Bukalapak tidak bisa melakukan sendiri. "Kami menyiapkan infrastruktur pasar digital dan hal lainnya, seperti pembinaan dan inkubasi yang disinergikan dengan pihak lain. Makanya, kita bersinergi dengan Kementerian Koperasi dan UKM,” katanya.

Rahmat juga menyatakan, tantangan yang dihadapi UMKM sangat kompleks dan beragam. Mulai dari tidak adanya infrastruktur yang mampu membuat usaha mereka lebih berkembang, kurangnya permodalan untuk memperbanyak variasi produk, hingga tidak meratanya adopsi teknologi.

“Dan juga masih minimnya inklusi keuangan yang mempersulit mereka melakukan transaksi," papar Rahmat.

Halaman:

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah