Kunjungan Kontroversial di Kuil, Jepang Janji Tak Perang Lagi

- 15 Agustus 2021, 19:50 WIB
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga melaporkan 14.000 kasus harian COVID-19 tertinggi Rabu 4 Agustus 2021, Tokyo penyumbang terbanyak secara Nasional
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga melaporkan 14.000 kasus harian COVID-19 tertinggi Rabu 4 Agustus 2021, Tokyo penyumbang terbanyak secara Nasional /Foto: Reuters/Nicholas Datiche)

KARANGANYARNEWS - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga berjanji bahwa Jepang tidak akan berperang lagi pada peringatan akhir dari Perang Dunia II, Minggu, saat anggota kabinetnya mengunjungi kuil kontroversial.

Hampir delapan dekade sejak berakhirnya perang, konflik tetap menjadi sumber ketegangan antara Jepang dan negara tetangganya, khususnya China dan Korea Utara serta Korea Selatan.

“Sejak perang berakhir, Jepang konsisten dalam meniti langkah sebagai negara yang menjunjung tinggi perdamaian,” kata Suga dalam pidatonya saat upacara peringatan di Tokyo.

“Kita tidak boleh lagi mengulang kehancuran akibat perang. Kita akan terus berkomitmen dalam keyakinan ini,” tegasnya.

Pernyataan Suga agak berbeda dari perdana menteri terdahulu, Shinzo Abe, yang pada upacara tahun lalu dan digaungkan oleh Kaisar Naruhito yang mengungkapkan penyesalan mendalam atas masa lalu perang Jepang, seperti yang ia telah lakukan sebelumnya.

Kendati demikian, kunjungan ke Kuil Yasukuni yang kontroversial oleh anggota kabinet Suga juga Abe pada Minggu akan menyulut kemarahan China dan kedua negara Korea.

Menteri Lingkungan Shinjiro Koizumi dan Menteri Pendidikan Koichi Hagiuda keduanya memberikan penghormatan di kuil tersebut pada Minggu, untuk para korban perang Jepang, termasuk 14 pemimpin Perang Dunia II yang dihukum sebagai penjahat perang “Kelas A”.

Reuters menulis, Suga, yang tidak diharapkan untuk berkunjung, kemungkinan akan memberikan persembahan.

Rakyat Korea masih kesal dengan pemerintahan Jepang sejak 1910 hingga 1945, sementara China memiliki kenangan pahit terhadap invasi dan pendudukan Jepang yang brutal di beberapa bagian China sejak 1931 hingga 1945.

“Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya dengan dengan tulus menyampaikan belasungkawa kepada mereka yang mengorbankan hidupnya dalam in perang-perang masa lampau dan memperbarui janji saya untuk perdamaian yang abadi,” kata Hagiuda kepada awak media.

Ketika ditanya tentang penentangan dari Korea Selatan dan China atas kunjungan para menteri, ia menyatakan wajar memberikan penghormatan kepada mereka yang mengorbankan dirinya untuk negara mereka.

Dia juga mengharapkan pengertian dari para negara tetangga Jepang.

Editor: Zening Demaringtyas

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x