Hadapi Bencana Alam dengan Ilmu Titen, masih Relevankah?

- 3 November 2021, 21:32 WIB
Plt Kalakhar BPBD Jawa Tengah Safrudin memberi penjelasan terkait ancaman bencana di musim hujan di kantor BPBD Jawa Tengah di Semarang, Rabu (3/11/2021).   
Plt Kalakhar BPBD Jawa Tengah Safrudin memberi penjelasan terkait ancaman bencana di musim hujan di kantor BPBD Jawa Tengah di Semarang, Rabu (3/11/2021).   /Humas Pemprov Jateng/

KARANGANYARNEWS-Masyarakat diminta untuk kembali menghidupkan kearifan lokal yakni ilmu titen dan kentongan dalam menghadapi bencana alam.

Permintaan itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Rabu (3/11/2021). "Dengan kearifan lokal diharapkan mampu meminimalisasi risiko jatuhnya korban jiwa maupun luka akibat bencana."

Musim hujan telah tiba. Kondisi itu mengakibatkan potensi bencana alam terjadi. Dari bencana banjir bandang, bencana longsor, hingga potensi gempa yang berpeluang mengancam.

Apakah permintaan Ganjar Pranowo masih relevan? BPBD atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah mengatakan, inisiasi Gubernur Jawa Tengah berupa ilmu titen dan kentongan itu masih relevan di masyarakat.

"Saya pikir masih relevan ya terkait dengan kentongan. Karena itu salah satu early warning system atau suatu sistem peringatan/deteksi dini," kata Plt Kalakhar BPBD Provinsi Jateng Safrudin di Semarang.

Menurut dia, hal itu sekaligus bisa menjadi peringatan di kalangan masyarakat untuk waspada terhadap peristiwa bencana alam. "Bisa mengingatkan masyarakat untuk waspada," ungkapnya.

Selain menghidupkan kearifan lokal itu, pihaknya juga mengingatkan masyarakat harus tetap mematuhi informasi-informasi dari BMKG. Karena setiap saat, BMKG merilis data terkait dengan peringatan dini. Seperti rilis data titik daerah mana yang turun hujan.

Menurut dia, informasi BMKG biasanya disampaikan BPBD kabupaten/kota dengan jejaringnya. Kemudian, informasi peringatan BMKG bisa disampaikan ke kecamatan hingga desa. Termasuk ke babinsa dan babinkamtibmas.

Dia menambahkan, bencana seperti banjir dan tanah longsor memang terjadi setiap tahun ketika musim hujan tiba. Pemprov sudah siapkan langkah-langkah terutam mengingatkan kembali daerah kabupaten/kota terkait dengan ancaman hidrometeorologi.

"Kami dari pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mengirimkan surat ke sekda seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah untuk mengantisipasi. Karena kemungkinan juga ada la ninanya seperti yang disampaikan BMKG. Mengingatkan kembali untuk menyebarkan informasi daerah yang rawan bencana," terang Safrudin.

Halaman:

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x