Pasca Kecelakaan Di Imogiri Bantul, Bus Pariwisata Solo Ramai-Ramai Uji KIR

- 10 Februari 2022, 00:40 WIB
Petugas tengah memeriksa tempat duduk bus pariwisata yang tengah menjalani pra uji kir di Dinas Perhubungan Kota Surakarta, Rabu (9/2/2022).
Petugas tengah memeriksa tempat duduk bus pariwisata yang tengah menjalani pra uji kir di Dinas Perhubungan Kota Surakarta, Rabu (9/2/2022). /Dinas Perhubungan Kota Surakarta/

KARANGANYARNEWS-Sejumlah Bus Pariwisata Kota Solo melakukan pra Uji KIR di Dinas Perhubungan setempat, Rabu (9/2/2022).

Suasana Uji KIR Bus Pariwisata kali ini terasa beda, karena sebelumnya ada Bus Pariwiata dari Solo mengalami kecelakaan bus di Bukit Bego, Imogiri Bantul hingga menewaskan 13 penumpang. Uji kir bus dilakukan tiap enam bulan sekali.

"Rencananya, sopir dan mekanik juga akan kita kumpulkan untuk diberikan sosialisasi perbengkelan dan teknik mengemudi oleh KNKT," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta Hari Prihatno.

Dalam pra uji itu, petugas melakukan uji beberapa bagian bus yang dinilai cukup penting. Seperti, uji emisi, uji suara klakson, uji kegelapan kaca depan, uji bagian bawah kendaraan, uji pancaran lampu dekat dan jauh, uji berat kendaraan, uji side slip, uji rem, dan uji kecepatan.

Dan secara administrasi, dilakukan validasi dokumen persyaratan uji untuk uji pertama, rubah bentuk, numpang uji masuk atau mutasi uji masuk. Dan setelah dinyatakan lulus uji, baik secara administrasi maupun teknis, baru kemudian hasil uji diserakan. Uji KIR rutin dilakukan pada setiap kendaraan.

"Sudah saya sampaikan ke KNKT, bahwa kecelakaan bus pariwisata (di Imogiri, Bantul), bus-nya sudah melakukan Uji KIR dan laik jalan. Tidak ada yang bermasalah semua baik-baik saja termasuk kondisi rem bagus," kata Hari Prihatno.

Sebelumnya, KNKT atau Komite Nasional Keselamatan Transportasi telah melakukan investigasi terhadap kecelakaan bus di Bukit Bego, Imogiri Bantul. Selama dua hari, tim KNKT mengikuti rute yang dilalui bus, mulai dari Tebing Breksi, HeHa Sky View, hingga ke TKP Bukit Bego.

Berdasarkan penyelidikan, Bus Pariwisata menghantam tebing dalam kondisi perseneling netral. Dengan posisi tersebut kecepatan bus bisa sangat tinggi, bahkan sampai 80 Kmph.

"Kendalanya saya tidak mengerti apa yang terjadi saat menanjak. Karena pembantu pengemudi dekat, jadi dia tahu persis. Pengemudi mengerem dan pengemudinya ngomong, penumpang disuruh ke belakang," kata Plt Ketua Sub KNKT, Ahmad Wildan, di Solo, Selasa (8/2/2022).

Halaman:

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x