Belajar Transpotasi dari Kota Bogor

- 22 Februari 2022, 16:15 WIB
Bima Arya
Bima Arya /

KARANGANYARNEWS-Penataan sistem transpotasi sudah menjadi keinginan Bima Arya jauh sebelum menjadi Wali Kota Bogor.

Hal itu sangat beralasan, sebab Bima Aria lahir dan besar di Kota Bogor, sehingga setiap hari melihat lalu lalang angkutan kota yang sering bikin krodit jalanan.

Sebelum terjun ke dunia politik dan terpilih menjadi wali kota di periode pertama tahun 2013, Bima Arya adalah pengamat politik nasional jempolan. Analisisnya cukup tajam dan sering menjadi referensi.

"Pada suatu saat ketika saya jadi pengamat, di situ saya berpikir," kata Bima Arya dalam talk show Klarifikasi yang digelar Pikiran-Rakyat Media Network bersama Forum Pimred yang dipandu host Masayu Putri.

"Pada suatu saat ketika saya jadi pengamat, disitu saya berpikir. Saya itu kemana mana bicara, kemana mana ngamen, kemana mana memberi motivasi orang, memberi motivasi baik orang Indonesia bahkan luar negeri."

"Terus pada suatu titik saya berpikir untuk kota kelahiran saya apa. Saat itu saya berpikir, kok saya jadi orang hanya ngomong doang," kata Bima Arya menceritakan awal kali dirinya tergugah maju sebagai calon Wali Kota Bogor pada saat itu.

Menurut Bima Arya, ada kalanya manusia berjuang dengan hati untuk berdoa, ada saatnya pula berjuang dengan lisan. "Nah masa-masa berjuang dengan hati, dengan lesan sudah lewat, kini saatnya berjuang dengan tangan," ungkapnya.

"Detik itulah saya melihat kota kelahiran saya Kota Bogor tambah macet, tambah semrawut. Kok jadi kota sejuta angkot, bukan lagi kota sejuta taman. Di saat itulah saya berpikir sudah saatnya saya bertindak untuk kota kelahiran saya," terang Aria Bima.

Setelah mendapatkan izin dari ibunya, Bima Arya memantapkan diri maju dalam Pilkada Kota Bogor tahun 2013. Setelah menjadi wali kota, pada awalnya Bima Arya merasa kesulitan menata transportasi yang didominasi angkot.

Halaman:

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x