Kurangi Emisi Karbon dengan Proyek Adopsi Hutan di Lemo Nakai, Bengkulu

- 30 Juni 2022, 20:58 WIB
Salah satu kegiatan pengukuran pohon untuk mengetahui kandungan karbon pada program REDD+
Salah satu kegiatan pengukuran pohon untuk mengetahui kandungan karbon pada program REDD+ /Dok HII/

HII dikenal sebagai juru kampanye konservasi hutan terkemuka dengan saluran hubungan yang kuat dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Dikombinasikan dengan KKI Warsi dan pengalamannya sebagai mitra konservasi dalam melaksanakan program pengurangan emisi karbon melalui program REDD+ (Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan).

Baca Juga: Ngeri..! Gara-gara Tak Tahu Jalan, Pemudik Ini Tersesat Masuk Hutan Keramat

Kampanye Adopsi Hutan ini bukanlah seruan untuk sekedar menanam pohon, tapi lebih kepada proyek pelestarian hutan hujan primer yang terancam punah, khususnya di hutan Lemo Nakai melalui program intervensi REDD+.

Proyek ini bertujuan untuk menghindari deforestasi dengan memelihara dan melindungi pohon hutan yang ada dari kebakaran hutan, konversi hutan atau dari praktik pengelolaan hutan yang dapat melepaskan stok karbon ke atmosfer, dengan cara melibatkan masyarakat setempat.

Metode yang dilakukan dalam program ini adalah dengan menghindari penebangan pohon sembarangan, menangani kebakaran hutan serta melalui penyuluhan kepada masyarakat lokal untuk tetap menjaga hutan dengan baik alih-alih membuka hutan untuk keuntungan ekonomi mereka.

Hutan Lemo Nakai sendiri adalah habitat bagi 63 jenis burung, 12 jenis amfibi dan reptil, dan juga salah satu penghasil gambir (bahan utama batik).

Baca Juga: Pesawat China Jatuh hingga Membakar Hutan. Ratusan Penumpang Belum Diketahui Nasibnya

Selain itu, hutan ini dianggap sebagai hutan bernilai karbon tinggi di Bengkulu karena sebagian besar pohon di sana telah berumur lebih dari 15 tahun, puluhan tahun atau bahkan seratus tahun, dengan diameter lebih dari 50 cm per pohon yang menghasilkan stok karbon yang jauh lebih tinggi, dibandingkan dengan pohon-pohon muda dengan diameter lebih kecil.

Patut diketahui juga bahwa satu pohon tua berusia 10-15 tahun yang tumbang tidak akan bisa digantikan dengan penanaman satu bibit pohon karena 1 pohon bisa membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk tumbuh sehingga program “Adopsi
Hutan” akan jauh lebih efektif dibandingkan dengan penanaman bibit pohon.

Salah satu kegiatan pengukuran pohon untuk mengetahui kandungan karbon pada program REDD+.

Halaman:

Editor: Andi Penowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x