KARANGANYARNEWS - Kisah pilu tentang keluarga tak kuat bayar uang sewa indekos belakangan ini menjadi perbincangan di dunia maya. Mereka pun terpaksa tidur di angkringan depan SMKN 3 Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Cahyo Yulianto (50) dan Wiwin Haryati (48), pasangan suami istri yang kesehariannya berjualan wedangan atau angkringan, terpaksa menggunakan kolong meja tempat usahanya sebagai sarana berteduh dan tidur bagi anak-anaknya.
Akun Instagram @sedulur_solo mengunggah video yang merekam keadaan serba kekurangan keluarga itu.
Baca Juga: Bejat! Ayah Setubuhi Anak Kandung di Bawah Umur, Berdalih Halusinasi
"Ini anaknya semua, Bu?" ucap perekam video yang ditulis ulang pada caption unggahan akun Instagram @sedulur_solo, Kamis, 16 September 2021.
"Iya mas anak saya semua," jawab Wiwin Haryati.
Dia pun menceritakan keluarganya terpaksa tinggal di angkringan tempat mereka mencari nafkah lantaran tak mampu bayar uang indekos.
Wiwin Haryati mengaku dia bersama suami dan anak-anaknya sempat indekos di sebuah rumah.
Namun lantaran menunggak bayaran hingga berbulan-bulan, akhirnya mereka terpaksa tinggal di tempat usahanya.
Dalam video terlihat Wiwin Haryati dan anak-anaknya tengah menunggui dagangannya.
Sementara di kolong meja terlihat anaknya yang lain sedang mencorat-coret kertas.
Baca Juga: Sayembara Terbuka Berhadiah 5 Juta, Teruntuk Penemu Istri Belahan Jiwa
Tampak pula seorang pria dewasa dan bocah laki-laki tengah tertidur pulas di tempat yang sama.
Pasangan Wiwin Haryati dan Cahyo Yulianto dikaruniai 13 orang anak.
Tiga di antaranya sudah mandiri sehingga tidak ikut orangtuanya. Sementara sepuluh anak lainnya masih ikut bersama mereka.
Wiwin Haryati dan suaminya sehari-hari harus bergantian menjaga dagangannya.
Jika sang suami sedang istirahat, giliran dirinya menunggui jualannya. Begitu pula sebaliknya.
Wiwin Haryati mengaku sudah tiga hari anak-anaknya tidur di angkringan tempatnya berjualan.
Baca Juga: Tendangan Geledek Cristiano Ronaldo Bikin Pingsan Wanita, Berbuah Hadiah Spesial
Ia pun mengatakan pernah dibantu pemerintah setempat, namun baik uang maupun sembako yang diterimanya sudah habis untuk keperluan sehari-hari serta modal usaha.
Pasangan itu juga hanya punya satu sepeda motor tak layak lantaran beberapa bagiannya sudah terlepas.
Terlebih lagi sepeda motor yang biasa digunakannya untuk beraktivitas itu beberapa kali sering mengalami kerusakan pada mesinnya. ***