Beda Tradisi Nyadran dengan Ziarah, Orang Sering Salah Kaprah

- 28 Maret 2022, 23:29 WIB
Beda ziarah dengan nyadran. Nyadran diyakini sebagai tanda hormat kepada leluhur sekaligus mengirim doa agar leluhur dapat diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Sementara ziarah diyakini memiliki sifat ngalap berkah. (Foto: Pixabay/tazzanderson)
Beda ziarah dengan nyadran. Nyadran diyakini sebagai tanda hormat kepada leluhur sekaligus mengirim doa agar leluhur dapat diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Sementara ziarah diyakini memiliki sifat ngalap berkah. (Foto: Pixabay/tazzanderson) /

KARANGANYARNEWSBeda Tradisi Nyadran dengan ZiarahNyadran atau sadranan adalah tradisi yang biasanya dilakukan masyarakat Jawa di setiap Ruwah (penanggalan Jawa-red) atau menjelang puasa. Tradisi ini ditandai dengan pembersihan makam leluhur, tabur bunga ke makam, bahkan diadakannya acara kenduri.

Menurut budayawan St Wiyono, nyadran ternyata berbeda dengan ziarah.

Nyadran diyakini sebagai tanda hormat kepada leluhur sekaligus mengirim doa agar leluhur dapat diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.

Sementara ziarah diyakini memiliki sifat ngalap berkah.

Baca Juga: Kondisi Terkini Rian D’Masiv Usai Kecelakaan Mobil

Nyadran sebagai tanda hormat kita kepada leluhur sekaligus kita kirim doa, membantu doa agar leluhur kami, bapak ibu kami, kakek kami, bisa diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Jadi agak berbeda dengan ziarah, kalau ziarah itu saya itu rasane kayak punya ngalap berkah,”terang Wiyono baru-baru ini.

Selain itu, Wiyono juga mengungkapkan perbedaan nyadran dan ziarah terlihat dari waktu dilaksanakannya.

Nyadran biasa dilakukan sebelum puasa Ramadan atau di waktu Lebaran, sementara ziarah bisa dilakukan setiap saat.

“Kalau yang namanya nyadran itu, hanya itu, di Bulan Ramadan sama pas Lebaran. Kalau ziarah kubur bisa setiap saat,” lanjutnya.

Halaman:

Editor: Andi Penowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x