Akibat Varian Delta, Dunia Terancam Kemunduran Progres Penanganan Covid

- 31 Juli 2021, 18:49 WIB
Ilustrasi Covid-19 varian Delta
Ilustrasi Covid-19 varian Delta /Foto: Pixabay/Tumisu/

KARANGANYARNEWS, Virus SARS-CoV-2 varian Delta, yang pertama kali ditemukan di India, saat ini mendominasi penularan di seluruh dunia. Kini varian Delta terdeteksi di 132 negara.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Jumat (30/7/2021) menyatakan dunia terancam mengalami kemunduran progres penanganan Covid-19 akibat varian Delta. Sebab varian Delta memiliki karakteristik lebih cepat menular dan lebih berbahaya.

Washington Post yang mengutip dokumen internal Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), mereka menggambarkan varian Delta sama menularnya dengan cacar air dan memperingatkan bahwa varian itu dapat menyebabkan penyakit parah.

Dalam laporan Reuters, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kasus infeksi Covid-19 meningkat 80 persen selama empat bulan terakhir di sebagian besar kawasan dunia.

"Progres yang sulit didapatkan berada dalam bahaya atau hilang, dan sistem kesehatan dibanyak negara kini kewalahan," ucap Ghebreyesus saat konfrensi pers.

Namun vaksin-vaksin yang direkomendasikan WHO diklaim masih ampun untuk melawan virus corona.

"Vaksin-vaksin yang saat ini disetujui WHO, semuanya memberikan perlindungan yang signifikan terhadap penyakit parah dan rawat inap dari semua varian, termasuk varian Delta," kata Pakar Kedaruratan Senior WHO, Mike Ryan.

Disisi lain, Kepala Teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove, menyebut bahwa varian Delta sekitar 50 persen lebih menilar ketimbang virus SARS-CoV-2 asli.

Ia juga mengungkapkan sejumlah negara melaporkan lonjakan tingkat rawat inap, namun tingkat kematian yang tercatat akibat varian Delta tidak lebih tinggi.

Editor: Zening Demaringtyas

Sumber: washington post Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x