Mindset Pengrajin Batik Girilayu Perlu Diubah, dari Pekerja Menjadi Wirausaha

- 30 Juli 2021, 11:16 WIB
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastowo membuka pelatihan bertema Menjadi Wirausaha di Industri Kreatif yang Mandiri dan Sukses, secara virtual, Jumat (30/7/2021).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastowo membuka pelatihan bertema Menjadi Wirausaha di Industri Kreatif yang Mandiri dan Sukses, secara virtual, Jumat (30/7/2021). /Langgeng Widodo/

KARANGANYARNEWS-Mindset atau pola pikir para pembatik di Desa Girilayu Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar selama ini menjadi salah satu kendala dalam memajukan sentra kerajinan batik di desa tersebut.

Padahal Batik Girilayu itu sudah puluhan tahun, turun temurun sejak sebelum kemerdekaan dan dikenal sebagai batik tulis berkualitas dan terbaik di dunia.

Karena itu, Bank Indonesia mencoba mengubah mindset atau pola pikir dan memitivasi para pengrajin batik tersebut, dari pekerja atau buruh menjadi wirausaha, agar sentra kerajinan batik di kaki Gunung Lawu itu menjadi lebih maju.

"Diberi pelatihan apa pun, diberi insentif apa pun, kalau pola pikirnya pekerja, akan sulit diajak maju. Makanya, kita mencoba mengubah pola pikir teman-teman pengrajin batik, dari pekerja menjadi wirausaha," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastowo.

Hal itu dia katakan ketika membuka pelatihan bertema Menjadi Wirausaha di Industri Kreatif yang Mandiri dan Sukses, Jumat (30/7/2021). Pelatihan secara daring yang diikuti anggota klaster batik paguyuban Giriarum Desa Girilayu itu menghadirkan Endahing Noor Suryanti, pendiri Yayasan Pelangi Nusantara atau Pelanusa. Dalam pelatihan itu juga dilakukan praktik diversifikasi produk.

Joko melanjutkan, pendampingan Bank Indonesia terhadap para pengrajin batik di Desa Girilayu dilakukan secara total. Sebelum pelatihan kewirausahaan ini, bank sentral juga menggelar pelatihan keuangan/pembukuan agar para pengrajin batik bisa memisahkan antara duit milik pribadi dan bisnis.

Jauh sebelumnya, Bank Indonesia juga menyelenggarakan pelatihan membuat motif, desain, dan pewarnaan batik agar batik tulis yang dihasilkan para pembatik di Girilayu bisa mengikuti motif kekinian atau kontenporer, selain tetap mempertahankan motif tradisional atau kuno. Sehingga anak milenial tertarik memakainya.

Bank Indonesia juga membukakan akses permodalan ke perbankam bagi para pengrajin yang membutuhkan. Promosi dan penjualan juga dibantu dengan mengajak para pengrajin mengikuti pameran ke berbagai tempat. Bank Indonesia juga membangun gedung ruang pamer di desa tersebut untuk memajang batik para pengrajin.

"Segala upaya kita lakukan agar sentra batik di Desa Girilayu hidup dan menghidupi. Tidak hanya bagi para pengrajin batik saja tapi juga masyarakat desa sekitar. Tidak kalah penting, nantinya juga akan muncul pengrajin muda sebagai bagian dari regenerasi sehingga Batik Girilayu tidak punah dan tetap lestari," kata dia.

Halaman:

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x