Peternak Ayam Petelur Dapat Bantuan 30.000 Ton Jagung dari Presiden Jokowi

- 6 Oktober 2021, 18:48 WIB
Penerimaan bantuan jagung dari Presiden Jokoei bagi peternak ayam petelur di Soloraya di sentra peternakan ayam petelur di Jumantono, Karanganyar, Kamis (6/10/2021).
Penerimaan bantuan jagung dari Presiden Jokoei bagi peternak ayam petelur di Soloraya di sentra peternakan ayam petelur di Jumantono, Karanganyar, Kamis (6/10/2021). /Langgeng Widodo/

KARANGANYARNEWS-Para peternak ayam petelur Soloraya dan sebagian wilayah Jawa Tengah mendapatkan bantuan jagung dari presiden 2.000 ton untuk kuota 3,5 juta ayam petelur.

Dan bantuan jagung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) bagi para peternak di Soloraya sebanyak 2.000 ton itu merupakan bagian dari bantuan nasional yang disalurkan bagi para peternak di berbagai wilayah di Indonesia total sebanyak 30.000 ton.

Anggaran bantuan jagung dari presiden itu diambilkan dari Cadangan Stabilisasi Harga Pangan (CSHP) itu diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres). Penyaluran bantuan bekerja sama dengan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog). Di Soloraya, bantuan jagung dari presiden diserahkan melalui Koperasi PPN (Pinsar Petelur Nasional) yang dibentuk para peternak ayam petelur.

"Kami dari Pinsar Petelur Nasional mendapat amanat Presiden Jokowi untuk penyaluran bantuan jagung dari presiden di Soloraya dan sebagian Jawa Tengah sebanyak 2.000 ton dan sudah kami sampaikan bertahap seiring kesiapan stok," kata Sekretaris PPN Cabang Soloraya Heru Santoso, di sela penerimaan bantuan jagung dari presiden di sentra peternakan ayam petelur di Jumantono Karanganyar, Kamis (6/10/2021).

Dikatakan, bantuan jagung dari presiden itu diharapkan dapat mendorong stabilitas harga jagung yang menjadi bahan baku utama pakan ayam petelur. Sehingga biaya produksi tidak terlalu tinggi dan para peternak juga tidak terlalu merugi.

"Tujuan bantuan jagung dari presiden untuk pakan ayam petelur ini merupakan upaya pemerintah dalam mengatasi naiknya harga jagung yang melambung tinggi belakangan ini di pasaran," jelasnya.

Untuk pengadaan barang, kata Heru selanjutnya, Koperadi PPN bekerja sama dengan Bulog, mengingat kebutuhan cukup banyak. Sebab, jika membeli dari petani langsung kendalanya terlalu lama untuk pemenuhan stok.

Selain untuk kelangsungan stock, kerja sama itu juga untuk kebaikan peternak agar mendapatkan harga jagung yang wajar sesuai harga acuan yang di tentukan Permendag Nomor 7 Tahun 2020, yakni senilai Rp 4.500 per kg.

"Yang terjadi saat ini, harga jagung pasaran sudah menyentuh level Rp 6.000 hingga Rp 6.300 per kilogram," tandasnya.

Diakui, dengan adanya bantuan itu jelas akan meringankan peternak ayam petelur mengingat kebutuhan pakan ayam sekitar 70% dari investasi peternakan ayam petelur. Sehingga, jika harga jagung di atas harga acuan Kemendag, sementara harga telur di bawah acuan Kemendag peternak pasti menjerit.

Apalagi, lanjut Heru, dalam dua sampai tiga bulan terakhir ini harga telur jatuh turun di level paling parah, yaitu pada kisaran Rp13.000 hingga Rp 15.000 per kg. Padahal harga normal di kisaran Rp 19.500 hingga Rp 22.000 kg.

Penasehat Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional, Robby Susanto mengapresiasi kebijakan Presiden Jokowi yang telah membantu para peternak ayam petelur untuk mendapatkan harga jagung sesuai standar, dari Cadangan Stabilisasi Harga Pangan (CSHP).

Namun pihaknya berharap, pemerintah tidak hanya memberi bantuan saja, tapi mau mengambil kebijakan strategis atau mengambil tindakan di lapangan agar harga jagung bisa kembali normal.

Persoalannya, kata dia, tingginya harga jagung sudah terlalu lama terjadi sehingga mengakibatkan banyak peternak ayam petelur di berbagai daerah mengurangi produksi bahkan menutup usahanya. "Ini tidak bisa dibiarkan terus menerus," kata peternak ayam asal Solo itu.

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah