Misteri Khodam Cakra Mahkota Bumi, Dibalik Pernikahan Kaesang Pangarep-Erina Gudono

11 Desember 2022, 10:41 WIB
Ijab qobul Kaesang Pangarep-Erna Gudono, digelat neptu weton Sabtu Kliwon. Inilah misteri Khodam Cakra Mahkota Bumi pelindungnya /Instagram @morden.co

KARANGANYARNEWS – Tak salah pilih, ijab qobul pernikahan Kaesang Pangarep-Erina Gudono  tanggal 10 Desember 2022, bertepatan neptu weton Sabtu Kliwon teristimewa menurut hitungan Primbon Jawa.

Tak hanya karena jumlah lambang bilangannya paling tinggi, diantara neptu weton lainnya. Menurut penanggalan Jawa terdapat, dari 35 hari pasaran terdapat dua neptu weton tertinggi hitungannya. Selain Sabtu Kliwon, satunya lagi Kamis Pahing.

Neptu weton Sabtu Kliwon yang dipilih sebagai prosesi sakral pernikahan putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono juga dipayungi atau dilindungi misteri Khodam Cakra Mahkota, menurut hitungan rumus logika matematik Primbon Jawa.

Baca Juga: Inilah Jawabnya, Kenapa Neptu Weton Pernikahan Kaesang-Erina Berselimut Misteri Ringin Sungsang?

Menurut Primbon Jawa setiap neptu weton dikarunia Khodam yang mendampingi dan melindunginya. Neptu weton Sabtu Kliwon, salah satunya. Berdasar hitungan rumus logika matematik Primbon Jawa, dikaruniai pendamping atau dipayungi Khodam Cakra Mahkota.

Khodam yang sering dikait-kaitkan sebagian masyarakat dengan hal-hal yang berbau mistis, menurut etimologi atau asal-usul katanya berasal dari Bahasa Arab.

Secara harfiah artinya pembantu, penjaga, pelindung atau pengawal khusus yang mendampingi seseorang. Praktisi Primbon Jawa Ki Buyut Lawu menyebutkan, dalam spirit spiritual kejawen Khodam disebut ‘perewangan’, aura spiritual atau makhluk tidak kasat mata yang menyertai setiap hari pasaran.

Baca Juga: Pernikahan Kaesang-Erina Diselimuti Mistri Bumi Kapetak, Inilah Hitungan Primbon Jawa Selengkapnya

Secara ilmiah, Khodam merupakan ‘ego state’ yang manusia selain menyertai setiap neptu weton, ada juga tercipta dari pengalaman batiniah berdaya emosional dan atau psikologis tinggi manusia.

“Semisal trauma psikolos, phobia, puasa secara intens, membaca sebuah matra, membaca wirid, dan sebagainya,” terang penulis buku ‘Horoskop Jawa Melenial’ tadi.

Sedangkan Khodam yang mendampingi dan memayungi setiap hari pasaran,  sebutan dan penamaannya  dideteksi atau diketahui dari jumlah lambang bilangan masing-masing neptu weton, berdasar hitungan penanggalan Jawa.

Baca Juga: Kaesang dan Erina Nikah, 16 Ribu Porsi Makanan Gratis Disediakan di CFD Solo

Untuk mendapatkan jumlah lambang bilangan masing-masing neptu weton, gabungan hari dan pasaran seseorang dapat dihitung dengan rumus logika matematik Pribon Jawa.

Neptu weton Sabtu Kliwon, menurut hitungan rumus logika matematik Primbon Jawa berlambang bilangan (17), didapatkan dari penambahan simbul angka hari Sabtu (9) ditambah lambang bilangan pasaran Kliwon (8).

Hari pasaran Sabtu Kliwon yang jumlah lambang bilangannya (17), selain dipayungi Khodam Cakra Mahkota Bumi juga dilindungi Khodam Cakra Mahkota Langit.

Baca Juga: Kaesang Nangis saat Sungkeman dan Siraman, Jokowi dan Iriana Sampaikan Pesan Menyentuh

Neptu weton Sabtu Kliwon, sebagaimana dijelaskan  dalam Primbon Jawa dikaruniai kekuatan aura spiritual teristimewa. Salah satu diantaranya, kekuatan tidak kasat mata Paku Bumi teruntuk menstabilkan atau menyeimbangkan aura spiritual positif dan aura spiritual negatif di muka bumi.

“Karakter neptu weton Sabtu Kliwon yang dinaungi Khodam Cakra Mahkota Bumi  selain lemah lembut hati maupun perasaannya, juga dermawan, ringan tangan dan iklas membantu saudara serta temannya yang dilanda kesusahan,” kata dia.

Namun demikian, Praktisi Primbon Jawa Ki Buyut Lawu menyebutkan, terkait nasib keberuntungan seseorang merupakan misteri kehidupan yang tidak bisa diungkap secara akurat melalui perhitungan neptu weton ini.

Baca Juga: Kaesang Pangarep Siraman Hari ini, Digendong dan Disuapi Jokowi-Iriana

Jikalau hasil diteksi dalam hitungan rumus logika mate matik ini menurut kalian kurang bagus, jadikanlah penspirit untuk berikstiar dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar keterpurukan nasib dalam kehidupan tidak menimpa kita.

Sedangkan kalau dalam hitungan neptu weton ditemukan hal terbaik, anggaplah sebagai harapan, doa dan lebih menspirit kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kebenaran paling absolut tiada lain hanya dimiliki Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang," terang Ketua Komunitas Kiai Damar Seseluh (Spirit Reliqius, Cultural dan Educatian) tadi. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler