Network
Ketiga, dimulai sejak kebangkitan manusia dari alam dunia, melalui kematian sampai bertiupnya sangkakala Malaikat Israfil di Padang Mahsyar. Umur ketiga ini, masa penantian seseorang di alam barzakh.
Keempat, berlangsung sejak seorang manusia dibangkitkan dari alam barzakh, bersamaan dengan ditiupnya sangkakala yang kedua hingga manusia melangkah di atas shirath al-mustaqim. Kelima, dimulai sejak seseorang memasuki pintu surga, atau terjatuh di jurang neraka.
Pertanyaannya, adakah diantara kita yang dapat memastikan dirinya sendiri akan berusia panjang, hidupnya mulia dan senantiasa penuh keberkahan?
Baca Juga: Tausiah Hari Ini; Ingat, Urip Iku Sak Madya Ae Guys
Yang sangat penting dan harus selalu diingat, setiap orang akan diminta pertanggungjawaban tengtang umur yang dianugrahkan kepadanya.
Rasulullah SAW bersabda, “Tak akan bergeser kedua kaki manusia pada hari kiamat sampai selesai ditanya tentang empat perkara; Yaitu tentang umurnya, dihabiskan untuk apa; tentang masa mudanya, dipergunakan untuk apa; tentang hartanya, darimana diperoleh dan untuk apa dibelanjakan; dan tentang ilmunya, apakah sudah diamalkan”. (HR At-Tarmidzi).
Dalam Islam, usia 40 tahun dianggap sebagai usia yang istimewa. Ia dipandang sebagai tonggak awal kemapanan seseorang. Rasulullah SAW, pun diangkat sebagai Nabi oleh Allah SWT pada usia 40 tahun.
Baca Juga: Tausiah Hari Ini; Inilah Jawaban, Kenapa Harus Selektif Memilih Teman
Bagi kaum sufi, usia 40 tahun dianggap sebagai pintu gerbang menuju Allah SWT. Seorang sufi besar, Syaikh Abdul Wahhab bin Ahmad Asy-Sya'rani, dalam kitab Bahrul Maurud, menulis;
“Telah diambil perjanjian dari kita, apabila umur telah mencapai 40 tahun, hendaklah bersiap-siap melipat kasur dan selalu ingat pada setiap tarik nafas, bahwa kita sedang berjalan menuju akhirat, sampai tak merasa tenang lagi rasanya hidup di dunia”.
