Arab Saudi Lebih Dulu Rayakan Idul Adha, Ternyata Begini Penjelasan Kementerian Agama RI

- 2 Juli 2022, 00:52 WIB
Ilustrasi proses pemantauan hilal
Ilustrasi proses pemantauan hilal /Fikri Yusuf/Antara

KARANGANYARNEWS - Pemerintah telah mengumumkan bahwa hari raya Idul Adha jatuh pada hari Minggu 10 Juli 2022.

Pengumumnan ini sontak memicu banyak komentar, yang membandingkan dengan pemerintah Arab Saudi yang menetapkan Idul Adha pada Sabtu 9 Juli 2022.

Komentar miring muncul karena mempertanyakan bagaimana mungkin Idul Adha di Indonesia bisa lebih lambat dibanding Arab Saudi, padahal posisi Indonesia jauh di sebelah timur.

Terkait hal ini pihak Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan penjelasan perihal perbedaan penetapan waktu Idul Adha 1443 Hijriah tersebut.

Baca Juga: Mendahului Pemerintah, Ini Putusan Hari Raya Idul Fitri 1443 H Versi Muhammadiyah

"Waktu di Indonesia lebih cepat empat jam, tetapi hilal justru mungkin terlihat lebih dahulu di Arab Saudi, karena terlihatnya di sebelah barat pada saat matahari terbenam atau dikenal dengan istilah ghurub asy-syams," kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib.

Sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian di Jakarta, Jumat, Adib menjelaskan bahwa semakin ke arah barat, seiring dengan bertambahnya waktu posisi hilal atau fase bulan sabit setelah bulan baru akan semakin tinggi dan semakin mudah dilihat.

Karena Arab Saudi berada di sebelah barat Indonesia, ia melanjutkan, pada tanggal yang sama posisi hilal di kerajaan itu lebih tinggi dibandingkan dengan di Indonesia.

"Jadi kurang tepat jika memahami karena Indonesia lebih cepat empat jam dari Arab Saudi, maka Indonesia mestinya melaksanakan Hari Raya Idul Adha 1443 H juga lebih awal. Jelas pemahaman ini kurang tepat," katanya.

Baca Juga: Pemuda Islam dan Kristen Gugat Holywings Rp35,5 Triliun, Uang akan Digunakan untuk Ini

Ia menjelaskan pula bahwa menurut data hisab, pada akhir Zulkaidah 1443 Hijriah, Kamis 30 Juni 2022, tinggi hilal di Indonesia antara 0 derajat 53 menit dan 3 derajat 13 menit dengan elongasi 4,27 derajat sampai 4,97 derajat.

"Sementara pada tanggal yang sama, posisi hilal di Arab Saudi lebih tinggi dengan posisi yang ada di Indonesia. Jadi kemungkinan hilal terlihat di Arab Saudi sangat besar," kata dia.

Pemerintah Indonesia menentukan awal bulan dalam kalender Hijriah mengacu pada kriteria baru yang disepakati oleh Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Baca Juga: Sajian Lezat Idul Adha, Resep Sate Kambing Bumbu Ketumbar

Adib menjelaskan bahwa menurut kriteria MABIMS, dalam menentukan awal bulan parameter elongasi harus minimum 6,4 derajat dan fisis gangguan cahaya syafak (cahaya senja) yang dinyatakan dengan parameter ketinggian minimum 3 derajat.

Berbeda dengan pemerintah, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan Hari Raya Idul Adha tanggal 10 Zulhijah 1443 Hijriah jatuh pada 9 Juli 2022, sama dengan di Arab Saudi.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan awal bulan Zulhijah mengacu pada kriteria wujudul hilal, yang dinilai sudah terpenuhi karena posisi bulan di Indonesia sudah di atas ufuk pada Rabu sore 29 Juni 2022.***

Editor: Andi Penowo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x