Kue Apem dan Berkah yang Melekat di Balik Tradisi Sebar Apem

- 17 September 2022, 23:44 WIB
Ribuan apem dibagikan ke warga dengan cara disebar dalam tradisi Saparan
Ribuan apem dibagikan ke warga dengan cara disebar dalam tradisi Saparan /Klasik Herlambang/Karanganyar News

Pemilik warung nasi di kawasan Terminal Tirtonadi itu mengaku kalau apem itu nantinya akan dikeringkan dan kemudian disimpan di tempat penyimpanan uang. Tujuannya agar bisa menarik pembeli. 

Baca Juga: Tradisi Yaqowiyyu Tebar Kue Apem 4 Ton, Ganjar Pranowo: Ritual Doa Pelepas Segala Kesulitan Hidup

Sebar apem keong emas sendiri terbilang sebuah perayaan baru yang digagas oleh pemkab Boyolali. Perayaan ini mengadopsi bentuk perayaan yang sama yang digelar di Klaten dan Yogjakarta, yaitu sebar apem Yaqowiyyu dan sebar apem Ki Ageng Wonolelo. 

Namun demikian antusiasme warga untuk mengikuti acara yang digelar di Jumat Pahing bulan Sapar ini, terlihat sangat besar. Terbukti dari berjubelnya pengunjung di puncak acara tersebut.  

Khusus untuk sebar apem Yaqowiyyu dan Wonolelo, perayaan ini lebih didasari upaya napak tilas dari apa yang pernah dilakukan oleh kedua tokoh sakti penyebar agama Islam itu. 

Dan secara garis besar, latar belakang diadakannya pun nyaris sama, yaitu keinginan Ki Ageng Gribig untuk berbagi kue apem yang dibawanya dari tanah suci usai berhaji. 

Baca Juga: Mengangkat Uniknya Legenda Batik 3 Negeri dalam Event Solo Batik Fashion 2022

Namun karena jumlah kue yang dibawa tidak sebanding dengan jumlah warga, maka dia kemudian mengolah kembali kue tersebut dengan menambahkan bahan baru agar bisa diperbanyak. 

Setelah selesai, kue itu kemudian dibagi-bagikan dengan berucap Yaa Qowiyyu, yang berarti Ya Allah, Berilah Kekuatan! Hingga akhirnya tradisi itu dikenal dengan sebutan sebar apem Yaqowiyyu. 

Pun demikian halnya dengan tradisi yang digelar masyarakat di wilayah Pondok Wonolelo, Sleman. 

Halaman:

Editor: Andi Penowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x