KARANGANYARNEWS - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif meluncurkan program Sustainable Food Tourism.
Program ini merupakan kerjasama Kemenparekraf dengan Surplus Indonesia, didukung sejumlah industri perhotelan.
Sustainable Food Tourism diharapkan dapat menekan tingkat food waste dan food loss atau sampah makanan di Indonesia.
Apalagi Indonesia, diakui Sandiaga Salahuddin Uno, Menparekraf, merupakan salah satu negara penghasil sampah makanan terbesar di dunia.
Baca Juga: Wisata Asyik Sambil Menikmati Sajian Budaya di Bulan Juli, Ini 4 Rekomendasinya
Berikut 4 catatan lahirnya program Sustainable Food Tourism, dilansir dari Siaran Pers Kemenparekraf, saat The Weekly Brief With Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin 22 Agustus 2022.
1. 48 Juta Ton Sampah per Tahun
Data Bappenas menunjukkan bahwa sampah makanan di Indonesia sejak tahun 2000 hingga 2019 mencapai 23 - 48 juta ton per tahun.
2. Sebuah Ironi
Baca Juga: Desa Wisata Jatiluwih, Ini 8 Rekomendasi Keunggulannya hingga Tercatat UNESCO sebagai Warisan Budaya
Masalah sampah makanan di Indonesia di sisi lain menjadi ironi, karena berdasarkan data Global Hunger Index 2021, tingkat kelaparan, Indonesia di peringkat ketiga di Asia Tenggara.
3. Masalah Bersama
Sampah makanan, merupakan masalah bersama, terutama di sektor industri pariwisata, hotel dan restoran.
4. Kolaborasi Bersama
Melalui kolaborasi Kemenparekraf, Surplus Indonesia dan jaringan hotel diharapkan dapat menekan laju food waste dan food loss. ***