Masyarakat Diajak Melestarikan Penanggalan Jawa

- 26 Agustus 2021, 11:29 WIB
Abdi dalem dan Sentana Keraton Surakarta mengikuti Wilujengan Adeging Nagari sambil menjaga jarak sesuai protokol kesehatan, Rabu 25 Agustus 2021
Abdi dalem dan Sentana Keraton Surakarta mengikuti Wilujengan Adeging Nagari sambil menjaga jarak sesuai protokol kesehatan, Rabu 25 Agustus 2021 /Rosyid - BERITASOLORAYA.COM

KARANGANYARNEWS-Masyarakat diajak melestarikan penanggalan Jawa. Ajakan itu disampaikan Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta, GKR Koes Moertiyah Wandansari di sela peringatan berdirinya Keraton Surakarta atau Adeging Nagari di Sasana Sumewa, Rabu 25 Agustus 2021.

"Pelestarian sistem penanggalan Jawa itu penting," kata Gusti Mung, begitu dia akrab disapa.

Putri Pakubuwana XII itu punya cerita. Sistem penanggalan dicanangkan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma, Raja Mataram Islam ketiga, yang wilayahnya sangat luas.

Saat itu berlaku tiga penanggalan, yaitu Kalender Kabudhan, Kalender Saka, dan Kalender Hijriyah. Saat itu Sultan Agung memandang perlu penyeragaman agar upacara yang menggunakan sistem kalender Saka, selaras dengan kalender Islam.

Akhirnya, Sultan Agung menyusun sistem kalender, mengakomodasi kalender Saka dan Hijriyah. Sistem penanggalan baru ini melanjutkan angka tahun kalender Saka, namun sistem perhitungan hari dan bulan disesuaikan dengan Kalender Hijriyah yang menggunakan siklus bulan mengelilingi bumi.

"Keraton Surakarta adalah penerus Keraton Mataram yang punya sistem kalender sendiri. Kita sebagai masyarakat yang masih menjalankan tradisi Jawa, mau bagaimanapun penanggalan itu tetap relevan," kata Gusti Mung.

Menurut perhitungan Kalender Jawa, saat ini Keraton Surakarta genap berusia 285 tahun, tapi jika dihitung dengan Kalender Masehi masih berusia 276 tahun. Perhitungannya ditandai dengan Boyong Kedhaton pada 17 Sura 1670 tahun Je menurut hitungan kalender Jawa, bertepatan dengan 20 Februari 1745 Masehi.

"Peringatan berdirinya Keraton Surakarta Adeging Nagari Surakarta Hadiningrat digelar untuk mengenang perpindahan Kerajaan Mataram Islam dari Kartasura ke Desa Sala yang kini menjadi lokasi bedirinya Keraton Surakarta," pungkasnya.

Editor: Langgeng Widodo

Sumber: PRSoloRaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah