KARANGANYARNEWS – Salatiga, Banyubiru dan Ambarawa yang dini hari hingga pagi tadi diguncang tujuh kali gempa tektonik, menyimpan sejarah gempa tektonik signifikan yang berdampak kerusakan.
Dalam catatan sejarah gempa kuat, hingga berdampak kerusakan, menurut BMKG sedikitnya pernah terjadi tujuh kali gempa kuat dan signifikan di wilayah Salatiga, Banyubiru, dan Ambarawa.
Mengingat wilayah Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarwa berdekatan sumber gempa sesar aktif, Sesar Merapi - Merbabu dan Sesar Rawa Pening, BMKG mengingatkan perlunya segera dilakukan edukasi mitigasi gempa bumi.
Baca Juga: Dini Hari Hingga Pagi, Salatiga Diguncang Tujuh Kali Gempa
Edikusai mitigasi gempa bumi kepada masyarakat di wilayah rawan bencana tadi, terkait pentingnya membangun tempat hunian tahan gempa atau ramah gempa, dan memahami cara selamat saat terjadi gempa.
“Karena gempa bumi kuat dan signifikan dapat terjadi kapan saja dari sumber gempa sesar aktif terdekat tadi,” kata Daryono, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG.
Adapun tujuh kali gempa bumi kuat atau signifikan yang berdampak kerusakan, sebagaimana catatan BMKG pernah terjadi pada;
Baca Juga: Gelombang Panas sedang Terjadi di Indonesia? Ini Penjelasan BMKG
Tanggal 24 September 1849 (gempa Semarang, Salatiga, dan Ambarawa), 17 Juli 1865 (gempa Banyubiru, Ambarawa, dan Ungaran) menyebabkan bangunan rumah tembok warga retak.