“Beliau mendahului saya, saya masih tugas di tempat lain. Beliau mendahului saya untuk datang dan beliau naik sepeda (kayuh) dan langsung memberi konferensi pers yang sudah datang saat itu bahwa ini teroris, kita jangan mau dipecah belah. Beliau juga mengungkapkan bahwa kita mesti komunikasi satu sama lain,” kenangnya.
Di saat terbaring lemah karena sakit dan dirawat di RS PKU Muhammadiyah, kata Romo Santo, Buya Syafii Maarif juga masih menyempatkan diri untuk mengirimkan ucapan selamat Hari Raya Natal.
Romo Santo pun berpesan agar generasi muda Indonesia melanjutkan cita-cita perdamaian yang diperjuangkan Buya Syafii Maarif.
“Kita berusaha satu sama lain dan bekerja sama melanjutkan cita-cita Buya Syafii Maarif, yaitu damai. Yang muda-muda khususnya melanjutkan cita-cita almarhum untuk berkomunikasi satu sama lain untuk membangun perdamaian, peradaban yang lebih baik di Indonesia ini,” ujarnya.
Baca Juga: Ambulans Angkut Jenazah Seberangi Sungai Deras, Netizen: Sindiran Keras Pemerintah
“Nilai-nilai yang beliau wariskan tentang perdamaian, keadilan, lantang menyuarakan kebatilan, dan lantang menyuarakan menuju yang benar dan beliau sendiri tidak hanya bersuara, tapi konkret melakukannya dengan badannya, dengan tangannya, dengan kakinya. Sungguh-sungguh menyambangi para korban, menyambangi orang yang susah, orang yang sedang takut, dan beliau menjadi pengayom. Kita lanjutkan cita-cita ini saling mengayomi satu sama lain,” pungkas Romo Santo. ***