KARANGANYARNEWS – Pemerintah dan PT Pertamina (Persero) memastikan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite tidak naik, meski minyak mentah dunia terus melonjak akibat konflik Rusia-Ukraina. Hal ini dilakukan guna menjaga daya beli masyarakat yang saat ini banyak menggunakan BBM bersubsidi itu.
Menurut Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata, risiko global mengalami eskalasi akibat konflik Rusia-Ukraina dan akhirnya memengaruhi kenaikan harga tinggi atas komoditas energi, baik minyak mentah, batu bara, hingga gas.
“Peningkatan harga minyak mentah dunia tentunya berdampak terhadap APBN,” kata Isa Rachmatarwata di Jakarta, dilansir dari laman resmi Pertamina, Sabtu, 12 Maret 2022.
Baca Juga: Dibalik Tewasnya Dokter Sunardi, Ketua Satgas IDI; Melukai Pengharap Keadilan
Secara keseluruhan, kenaikan harga komoditas, termasuk Indonesian Crude Price (ICP) memang berdampak positif terhadap pendapatan negara, terutama PNBP.
Namun demikian, kenaikan harga komoditas juga berdampak terhadap belanja negara.
“Terutama subsidi energi yang menjadikan ICP menjadi salah satu parameter utama dalam perhitungannya,” urai Isa Rachmatarwata.
Pemerintah sendiri akan terus memantau pergerakan harga minyak dunia dan mengukur dampaknya terhadap APBN.
Pemerintah akan mengambil kebijakan yang diperlukan secara menyeluruh dengan melihat dari sisi potensi penerimaan negara, beban terhadap belanja negara serta konsekuensi terhadap pembiayaan anggaran.