Inilah Astana Girilayu, Makam KGPAA Mangkunegara IX

13 Agustus 2021, 17:54 WIB
Sebagaimana para raja pewaris tahta kerajaan Pura Mangkunegaran lainnya, KGPAA Sri Mangkunegara IX juga dimakamkam di Astana Girilayu /Kustawa Esye/

KARANGANYARNEWS - Di sinilah pusara terakir pemegang tahta penerus dinasti Kerajaan Pura mangkunegaran Surakarta, KGPAA Sri Mangkunegara IX. Astana Girilayu, sebutannya.

Komplek pemakaman para raja dinasti Kerajaan Pura Mangkunegaran ini, berada di Bukit Girilayu, Desa Girilayu, Kecamatan Mateseh, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Sesuai namanya, Giri berarti gunung atau bukit dan Layu (bahasa Jawa) berarmakna meninggal. Astana Girilayu, tak jauh dengan Astana Giribangun, pusara terakir Raja Pura Mangkunegaran I, Pangeran Samber Nyawa.

Baca Juga: Mas Djiwa, Raja Pura Mangkunegaran Dimakamkan di Astana Girilayu, Mateseh, Karanganyar

Astana Girilayu memang kurang begitu popular, termasuk ditelinga para peminat wisata spiritual. Mereka lebih mengenal Astana Mangadeg, makam Pahlawan Nasional Pangeran Samber Nyawa, sebutan Mangkunegara I yang mewariskan dinasti kerajaan Pura Mangkunegran Surakarta, hingga saat ini.

Atau bahkan, lebih banyak peziarah yang mengunjungi Astana Giribangun. Konplek Pemakaman mantan penguasa Orde Baru HM Soeharto dan Ibu Tien yang  sama-sama di Kecamatan Mateseh, Kabupaten karanganyar.

Padahal, baik dari aspek historis maupun aura spiritualnya, disebut-sebut lebih komplek Astana Girilayu, pusara pemegang tahta kerajaan Pura Mangkunegaran KGPAA Sri Mangkunegara IX yang surut Jumat, 13 Agustus 2021 ini.

Baca Juga: Horoskop Jawa Hari Ini: 6 Jodoh Pinasti Neptu Weton Jumat Legi

Selain mendiang KGPAA Mangkunegara IX, di Astana Girilayu telah dimakamkan empat mendiang raja dinasti Kerajaan Pura Mangkunegaran. Masing-masing makam mendiang Mangkunegara IV, V, VII, dan VIII. Tercatat, mendiang Mangkunegara VI dimakamkan di Astana Nayu, Surakarta.

Dari emapat raja dinasti Kerajaan Pura Mangkunegaran yang dimakamkan di Astana Girilayu (generasi sebelum Mangkunegara IX), sosok paling legendaris adalah Sri Paduka Mangkunegara IV.

Bahkan di mata para penguasa Belanda yang kala itu menjajah Nusantara,  Mangkunegara IV disebut-sebut sang tokoh pembaru perekonomian bangsa terjajah.

Baca Juga: Menyapa Hantu ‘Omah Demit’ di Bukit Patrum, Bayat, Klaten

Salah satu peninggalan monumentalnya yang hingga kini masih ada, Pabrik Gula (PG) Tasikmadu dan PG Colomadu.  PG Tasikmadu, hingga kini masih beroperasi. Sedangkan PG Colomadu, beralih fungsi menjadi destinasi pariwita.

Setelah mendirikan dua pabrik gula  tadi, Mangkunegara IV sudah punya pemikiran,  perlunya alat angkut modern untuk mengangkut tebu dari lokasi penanaman ke pabrik gula sekaligus ke tempat distribusi gula produk pabriknya.

Dibangunlah rel jalur lokomotif, untuk sarana transportasi hulu hilir produktifitas gula tadi. Hingga era 80-an bentangan rel yang melewati tengah persawahan tadi, masih ada di hampir seluruh wilayah Surakarta. Beberapa diantaranya, bahkan masih ada yang difungsikan.

Baca Juga: Viral Media, Kades Klaten Kini Sering Jadi Pembicara Nasional

Terkait pembangunan Astana Girilayu yang tercatat dalam sejarah tahun 1881, paling spektakuler adalah pemakaman Mangkunegara IV. Hampir seluruh material bangunannya, didatangkan dari Negeri Belanda.

Kala itu dengan transportasi kapal laut, melalui pelabuhan Semarang. Transportasinya ke Surakarta menggunakan kereta api, sampai Giribangun dengan gerobak yang ditarik sapi atau kuda.  

Material bangunan yang diimport dari Negeri Belanda diantaranya besi untuk pintu makam, jendela, hingga marmer yang keselurahannya berkulitastas tinggi. Untuk ukuran sekarang, makam Mangkunegara IV di Girilayu ini dapat disebut makam termewah sepanjang jaman.

Baca Juga: Tanpa Harus Bersentuhan fisik, inilah 2 Cara Test Keperawanan di Candi Sukuh

Sebelum pandemi Covid-19, para peminat wisata spiritual diperbolekan masuk ke seluruh area Astana Girilayu. Termasuk ke bagian dalam pusara Mangkunegara IV, sudah barang pasti dengan tetap menjaga kesopanan dan kesantunan.

Bagi setiap peziarah perempuan, di area Astana Girilayu dianjurkan mengenakan kain jarit. Tak usah repot-repot bawa dari rumah, karena juru kunci di Astana Girilayu sudah menyediakan untuk dipinjamkan kepada pengunjung. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler