Perjalanan spiritual Kebo Kanigoro sangaat panjang, hingga sampai di punggung Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, kini masuk wilayah administrasi Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
Menurut para pinisepuh di Kecamatan Selo, tempat pertapaan Raden Kebo Kanigara, berada di lereng gunung berapi legendaris dan menyimpan jutaan mistri belum terungkap, Gunung Merapi.
Baca Juga: Dibalik Patung PB VI di Selo, Raja Termuda Paling Berani Melawan Belanda
Tempat pertapaan Ki Kebo Kanigoro tersebut, kini dikenal dengan sebutan Desa Turgo, Kecamatan Selo. Konon, Turgo berasal dari kata ‘Anggentur Rogo’, dapat diartikan ‘gentur raga’, ‘mesu raga’, bertirakat. Turgo adalah tempat menempa raga dan spiritual Ki Ageng Kebo Kanigoro se masa mudanya.
Sebagai tempat menempa phisik dan pshikis (termasuk olah bathin spiritual), hingga kini Turgo masih dianggap sebagian besar warga setempat sebagai tempat keramat.
Penelusuran sumber lain, ada sementara pihak yang meyakini makam Ki Kebo Kanigoro di di Desa Turga. Bukan di Dusun Pojok, Desa Samiran, sebagaimana keyakinan warga Kecamatan Selo selama ini.
Baca Juga: Pengerjaan Belum Usai, Patung PB VI di Sela Kian Menarik Wisatawan
Tentu kepercayaan ini, masih sangat bisa diperdebatkan. Apalagi mengingat Kanigoro adalah penganut Shiva Buddha yang lazimnya dikremasi. Perdebatan bisa menjadi lebih panjang, karena ada juga yang berkeyakinan lain, Ki Kebo Kanigoro muksa.
Sebagai orang sakti, kemungkinan itu, sangat ada, seperti umumnya tokoh-tokoh besar yang muksa. Dan, tempat pamuksan itulah, yang dikenal sebagai makam, petilasan, di Dusun Pojok, Desa Samiran.
Sejak kepergian Raden Kebo Kanigoro dari Kadipaten Pengging, Raden Kebo Kenongo kembali kehilangan orang yang dicintai. Sebab, tak lama setelah itu ramandanya, Adipati Handayaningrat IV, mangkat kehadirat Illahi.