Kontan saja para pasukan Demak itu kocar kacir meninggalkan kawasan Gunung Lawu. Mereka ketakutan dengan sosok harimau siluman itu.
Sebab tombak dan anak panah yang dilesakkan ke tubuhnya, tidak bisa sedikitpun melukai kulitnya. Sehingga mereka memutuskan pulang kembali ke Demak dan Raden Segugur pun selamat.
Raden Segugur kemudian dikabarkan mengikuti jejak Prabu Brawijaya, yaitu muksa di sekitar puncak Gunung Lawu.
Sebagai sebuah bentuk penghormatan tersendiri pada sosok Eyang Singo Sinebahing Dilah, maka di komplek punden Eyang Boncolono dibuatkan juga cungkup untuk sosok harimau gaib itu.
Baca Juga: Hati-Hati..! Arwah Bayi Hasil Aborsi Akan Mengikuti Sang Ibu Selamanya
Sebuah patung harimau berukuran cukup besar tampak dipasang di ruangan utama cungkup itu, bersebelahan dnegan sebuah pedupaan yang hampir tak pernah berhenti mengepulkan asap wangi.
Sedangkan di ruangan yang lain terdapat sebuah mata air yang diberi nama Sendang Lanang.
Sebelum melakukan ritual, para pengunjung dianjurkan untuk bersuci di sendang ini.
Sebab selain bisa membersihkan segala macam kotoran fisik yang melekat, kesejukan air sendang ini mampu membuat hati benar-benar tenang. Sehingga ritual yang akan dijalankan bisa maksimal.
Baca Juga: Sindir Minyak Goreng Langka, Iwan Fals Rilis Lagu Kocak Tembak Saja Mafia