KARANGANYARNEWS - Prosesi padusan atau mandi besar di tempat-tempat keramat kerap dilakukan sebagian masyarakat, guna menyambut datangnya bulan Ramadan.
Selain untuk menyucikan lahir dan batin sebelum pelaksanaan ibadah puasa, ritual ini juga diyakini memudahkan penyerapan berkah di malam lailatul qadar.
Bagi umat Islam di seluruh dunia, datangnya bulan Ramadhan atau bulan puasa akan dipandang sebagai sebuah berkah tersendiri.
Sebab dalam bulan inilah, segala bentuk pahala dari perbuatan baik yang kita lakukan di dunia akan dilipat gandakan. Hingga ujung-ujungnya mendorong para muslim untuk giat beribadah dan beramal.
Dan demi diraihnya banyak pahala di bulan puasa ini, masyarakat Jawa memiliki tradisi khas yang hingga kini masih dipegang teguh oleh masyarakat.
Nyadran, demikian tradisi ini disebut. Tradisi ini sebenarnya sudah berkembang sangat lama, terutama pada masa Hindu Jawa. Dan karena masih ada masyarakat pendukungnya, maka tradisi itu tetap bertahan hingga saat ini.
Dari situlah kemudian tradisi ini terus berkembang. Masyarakat mulai banyak yang mengikutinya hingga kemudian tetap terjaga hingga saat ini.
Semua tak lepas dari upaya para wali untuk menarik hati umat, yang salah satu caranya dnegan mengakulturasi beberapa tradisi yang telah berkembang lebih dulu. Salah satunya adalah nyadran.