Menguak Misteri Suksesi Keraton Kasultanan Ngayojakartakarta Hadiningrat

- 30 Maret 2022, 13:22 WIB
Bangsal Kencana Keraton Kasultanan Ngayogjakarta Hadiningrat
Bangsal Kencana Keraton Kasultanan Ngayogjakarta Hadiningrat /kratonjogja.id/

KARANGANYARNEWS – Suksesi Keraton Ngayogjakarta Hadiningrat mengemuka lagi, siapa calon pengganti Sri Sultan Hamengku Buwono X?

Paska viralnya gonjang-ganjing suksesi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Pura Mangkunegaran Surakarta, mengemuka juga sejumlah pertanyaan terkait suksesi Keraton Kasultanan Ngayogyajakarta Hadiningrat.

suksesi

Baca Juga: Keraton Surakarta Memanas Lagi, Penobatan Putra Mahkota Diperdebatkan

Latarbelakang historisnya, tiga kerajaan tadi memang berasal dari satu kerajaan atau Keraton terbesar di Pulau Jawa. Kerajaan Mataram Islam, di era kejayaannya menguasai hampir seluruh wilayah Nusantara.

Meskipun ketiga Keraton dinasti Mataram Islam sekarang tidak lagi memiliki kekuasaan teritorial, namun proses suksesi atau pergantian tahta tiga kerajaan ini tetap menarik dan menjadi sorotan publik.

Siapa calon pengganti Sri Sultan Hamengkubuwono X, mengingat Raja Keraton Kasultanan Ngayojakarta Hadiningrat yang sekarang bertahta ini tidak memilik anak laki-laki yang seharusnya dijadikan Putra Mahkota?

Baca Juga: KGPH Purbaya Putra Mahkota Keraton Surakarta, Inilah Profil dan Rekam Jejaknya

Jauh sebelum ‘ontran-ontran’ atau konflik suksesi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Pura Mangkunegaran Surakarta, tepatnya tahun 2015 lalu Sri Sultan Hamengkubuwono X sebenarnya telah mengeluarkan ‘Sabda Raja’.

Keputusan Raja Kasultanan Ngayogjakarta Hadiningrat menganugerahkan gelar GKR Pembayun menjadi GKR Mangkubumi Hamemayu Hayuning Bawono Langgeng ing Mataram, mengisaratkan  GKR Pembayun sebagai peneruskan tahta kerajaan dinasti Mataram Islam tersebut.

Terkait ‘Sabda Raja’ yang kemudian memunculkan kontroversi ini, juga tersurat dalam jurnal penelitian yang diterbitkan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berjudul; “Elit, Cultural Capital, dan Sabda Raja dalam Sukses Kepeimpinan Keraton dan Gubernur DIY”.

Baca Juga: Suksesi Pura Mangkunegaran, Inilah Penyebab GPH Paundrakarna Mangkir dari Penobatan Adik Tirinya

‘Sabda Raja’ Sri Sultan Hamengku Buwono X itu, pun tak luput kritikan dari  internal Keraton Kasultanan Ngayogjakarta Hadiningrat. Sejumlah media menyebutkan para adik Sri Sultan Hamengku Buwana X kecewa, karena tidak diajak diskusi suksesi kepemimpinan keraton ini.

Sri Sultan Hamengku Buwono X, pun menyadari ‘Sabda Raja’ yang dikeluarkan akan menimbulkan perdebatan di kalangan saudara-saudarannya. Namun demikian, menurutnya jikalau ‘Sabda Raja’ ini tidak disampaikan justru akan menjadi risiko bagi dirinya maupun adik-adiknya.

Saat menyampaikan ‘Sabda Raja’ di bangsal Siti Hinggil, hadir pula GKR Mangkubumi besert adik-adiknya dan sejumlah serta kerabat Keraton Kasultanan Ngayogjakarta Hadiningrat lainnya.

Baca Juga: Suksesi Pura Mangkunegaran, Inilah Penyebab GPH Paundrakarna Mangkir dari Penobatan Adik Tirinya

Sri Sultan Hamengku Buwono meminta GKR Mangkubumi duduk di kursi Watu Gilang, batu yang ditempati calon pengganti Raja dinasti Mataram Islam di Yogjakarta.

“Di situ saya menetapkan GKR Mangkubumi, dia berhak duduk di kursi itu,” kata ucap Sri Sultan Hamengku Buwono X Sultan yang tidak dikarunia anak laki-laki, atas perkawinannya dengan Permaisurinya, GKR Hemas tadi.

Konflik atau ‘ontran-ontan’ suksesi Keraton Kasultanan Ngayogjakarta Hadiningrak kian memuncak, akhir 2020 lalu masyarakat dihebohkan lagi keputusan Sri Sultan Hamengku Buwono X yang lebih kontroversi.

Baca Juga: Misteri Dua Sundel Bolong Cantik Menggoda Plt Camat Paranggupito

Serasa tidak ada angina dan hujan, tiba-tiba penguasa kerajaan dinasti Mataram Islam yang bertahta tadi memecat dua adiknya tirinya, GBPH Yudaningrat dan GBPH Prabukusumo, dari jabatan keduanya di Keraton Kasultanan Ngayogjakarta Hadiningrat.

Dilansir dari beberapa media, alasan Sri Sultan Hamengku Buwono X dikarenakan kedua adik tirinya tidak menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, sebagai Pangageng di Keraton Kasultanan Ngayogjakarta hadiningrat.

Pemecatan dua Pangageng Keraton ini, pun banyak yang mengkait-kaitkan dengan suksesi Kerajaan. Tepatnya tentang ‘Sabda Raja’ tahun 2015 yang mengisyaratkan GKR Mangkubumi sebagai pengganti Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Baca Juga: Misteri Penampakan di Rumah Dinas Camat Paranggupito, Histeris dan Menyeramkan

“Tidak ada hubungannya dengan ‘Sabda Raja’. Nyatanya yang tidak setuju sama saya kalau tetap melaksanakan tugas sebagai Panghageng juga tidak saya berhentikan,” terang Raja Kasultanan Ngayogjakarta Hadiningrat kepada awak media di Yogjakarta. ***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah